Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Sering Dikritik Paslon AMIN, TKN Prabowo-Gibran Tantang Hentikan Program Hilirisasi Jokowi

Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianro dan Gibran Rakabuming Raka menantang kubu AMIN memberhentikan tambang nikel yang sudah digagas pemerintah

Penulis: Tribun Network | Editor: Mardon Widiyanto
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Capres dan cawapres nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar saat mengikuti debat ketiga Pilpres 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat keempat ini bertemakan energi, sumber daya alam, sumber daya manusia, ajak karbon, lingkungan hidup dan agraria serta masyarakat adat. 

TRIBUNSOLO.COM - Pasangan calon (Paslon) 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) mengkritik program hilirisasi Presiden Jokowi.

Oleh karena itu Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianro dan Gibran Rakabuming Raka menantang kubu AMIN memberhentikan tambang nikel yang sudah digagas pemerintah Presiden Jokowi.

Baca juga: Kronologi Driver Ojol Wonogiri Dibius di Boyolali : Pelaku Ngaku Aparat, Minta Diantar ke Bandara

Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid meyakini kubu AMIN tidak akan berani mengucap agar tambang nikel dihentikan.

Sebab, kata dia, mereka hanya ingin mengkritik program hilirisasi Presiden Jokowi.

"Gini aja, berani nggak dia mengatakan pertambangan distop, sebetulnya dari tadi dikatakan yang dikritik bukan masalah tambangnya yang dikritik itu adalah dua kebijakan Jokowi yaitu penyetopan atau pelarangan ekspor nikel, kenapa ekspor nikel dilarang? karena kepentingan hilirisasi di Indonesia," kata Nusron di media center Prabowo-Gibran, Jakarta, Selasa (30/1/2024).

Lagi pula, kata Nusron, perusahaan yang paling banyak melakukan tambang nikel diduga berasal dari pendukung AMIN.

Karena itu, ia pun segera menantang kubu AMIN berbicara terbuka menghentikan tambang nikel.

"Dia berani setop tambang ya silakan sampaikan setop nambang. Wong yang banyak nambang di situ, yang punya tambang ya banyak pendukung 01 kok, kalau berani omong setop tambang," katanya.

"Iya ada banyak pelaku tambang nikel di situ suruh aja stop berani tambang yang dipersoalkan. Saya paham, mereka nggak paham, dia nggak setuju hilirisasi memicu pelarangan ekspor nikel setidaknya itu yang sering dipidatokan sekarang kalau mereka benar-benar atas nama lingkungan berani bilang setop tambang?" sambungnya.

Lebih lanjut, Nusron menduga ada kepentingan negara asing di balik penolakan hilirisasi nikel yang telah dilakukan pemerintah Jokowi.

Sebab, banyak pihak yang dianggap terganggu dengan ekspor nikel Indonesia.

"Yang paling terganggu adalah kepentingan Amerika dan Uni Eropa lah kalau ada orang yang mau menggugat kepentingan hilirisasi sama pelarangan ekspor itu berarti dia ingin memperjuangkan Amerika dan kepentingan Uni Eropa, wong yang paling butuh nikel itu mereka," katanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Keadilan Bangsa (PKB) sekaligus Asisten Coach Tim Nasional Timnas Anies Baswedan-Muhaimin atau Cak Imin (AMIN), Jazilul Fawaid mengatakan Indonesia sebagai negara bukan hanya milik satu keluarga, melainkan semua.

Hal itu ia sampaikan dalam sambutannya di Konsolidasi Pemenangan AMIN di Bali bersama Kader Penggerak Perubahan di Sunset 100 Hotel, Denpasar, Bali, Jumat (26/1/2024).

Mulanya Jazilul memulai sambutannya ihwal Indonesia merupakan negara yang kaya dan punya sumber daya alam.

Namun, ia melihat hal itu berbanding terbalik dengan keadaan masyarakat yang masih belum makmur.

Baca juga: Kunjungan Jokowi ke Wonogiri : 1 Februari di Lapangan Singodutan, Rangka Tenda Sudah Berdiri

"Indonesia tanah yang diberkati, dimerdekakan, diperjuangkan oleh orang-orang soleh dari semua agama memperjuangkan lahirnya Indonesia," tuturnya.

"Tanah yang kaya raya, punya emas, punya nikel, punya batubara, punya gas alam tapi penduduknya masih banyak yang miskin," lanjut dia.

Penyebabnya, lanjut Jazilul, dikarenakan pemimpin yang tidak bisa mengelola dengan adil.

Ia pun menekankan tanah ibu pertiwi ini bukan hanya milik satu keluarga pun golongan saja.

"Kenapa (penduduk masih miskin)? Karena pemimpinnya belum bisa mengelola dengan adil. Indonesia bukan milik keluarga, setuju? Indonesia bukan milik golongan, setuju? Indonesia milik semua, adil makmur untuk semua," kata Jazilul.

"Karena itu kehadiran bapak ibu hari ini, pastikan bahwa kita berkumpul pagi ini, untuk kebenaran dan keadilan. Siapa simbol kebenaran? Pak Amin, Anies-Gus Muhaimin," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved