Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kampanye Akbar Ganjar Mahfud di Solo

Butet & Wani Baca Puisi Wiji Thukul, Ganjar Sebut Pemimpin Harus Mendengarkan, Tidak Boleh Baperan

Ganjar Pranowo mengungkapkan alasannya mengundang putri Wiji Thukul, Fitri Nganthi Wani pada Hajatan Rakyat di Benteng Vastenburg, Kota Solo.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Ahmad Syarifudin
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo pada Hajatan Rakyat di Benteng Vastenburg, Kota Solo, Sabtu (10/2/2024).  

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo mengungkapkan alasannya mengundang putri Wiji Thukul, Fitri Nganthi Wani pada Hajatan Rakyat di Benteng Vastenburg, Kota Solo, Sabtu (10/2/2024).

Di kesempatan itu Fitri membacakan puisi ayahnya “Peringatan”.

Selain itu, Budayawan Butet Kartaredjasa juga membacakan puisi Wiji Thukul berjudul “Sajak Suara”.

Ganjar mengungkapkan bahwa sebagai pemimpin harus mendengarkan keluhan rakyat.

“Mas Butet, putrinya Mas Wiji Thukul memberi pesan ke kita semua minimum kepada saya agar pemimpin membawa amanah harus selalu mendengarkan termasuk merasakan,” jelasnya.

Baca juga: Blacius Subono, Perankan Semar Jadi Pentas Terakhir, Karyanya Jadi Langganan Ki Manteb Sudarsono

Ia pun menjelaskan alasannya kenapa ia tiap kampanye di suatu daerah ia menginap di rumah warga.

Ganjar ingin mendengar aspirasi masyarakat dari dekat.

“Maka sebenarnya seorang pemimpin tidak boleh kemudian diam karena teriakan yang ada di rakyat tapi kita harus bisa merasakan," kata Ganjar.

"Itulah kenapa dalam perjalanan kami saya dan Pak Mahfud mendengarkan dan merasakan saat kampanye dengan tidur di rumah rakyat,” tambahnya.

Baca juga: Kata Butet, Wiji Thukul Martir Lahirnya Demokrasi Indonesia, Yang Menculik Mencapreskan

Ganjar juga mengingatkan sebagai seorang pemimpin jangan mudah tersulut emosi.

Puisi yang dibacakan oleh Fitri Nganthi Wani yang pedas mengkritik pemerintah harus ditanggapi dengan bijak.

“Setidaknya anaknya Wiji Thukul mengingatkan bahwa pemimpin harus mendengarkan. Rakyat sudah menyampaikan ekspresinya maka kita tidak boleh marah tidak boleh baperan," ucap dia.

"Kita yang harus memformulasikan apa yang menjadi kehendak rakyat. Agar sikap pemerintah bisa diterima dan cocok dengan kehendaknya,” tambahnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved