Berita Boyolali
Harga Cabai di Boyolali Makin 'Pedas', Rawit Merah Tembus Rp75 Ribu/Kg, Faktor Cuaca Jadi Penyebab
Harga cabai rawit merah di Boyolali naik. Ini diduga karena banyaknya permintaan di bulan ruwah. Komoditas lainnya juga diketahui naik.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Harga cabai kini makin pedas alias naik.
Kenaikan ini terlihat di Boyolali.
Seperti harga cabai teropong yang hampir Rp 100 ribu per kilogram.
Sedangkan untuk cabai rawit merah naik dari Rp 60 ribu menjadi Rp 75 ribu per kilogram.
Kenaikan harga ini diperkirakan karena permintaan di bulan Ruwah (kalender Jawa) tinggi, juga karena berkurangnya pasokan dari petani.
Selain itu, kenaikan harga ini juga terjadi pada kentang.
Dari sebelumnya Rp 16 ribu per kilogram menjadi Rp 20 ribu per kilogram.
Kemudian selada juga naik menjadi Rp 25 ribu per kilogram.
Termasuk seledri tembus Rp 35 ribu per kilogram.
"(Kenaikan harga) karena faktor cuaca, kan hujan terus. Meski pasokannya aman, kadang ya kurang-kurang, pas kulakan sampai pasar sayur barangnya malah gak ada," kata Heri Widiyanto, salah satu pedagang pasar Boyolali, Rabu (21/2/2024)
"Barangnya juga susah karena faktor petani," tambahnya.
Baca juga: Gegara 6 Warga Luar Ikut Nyoblos, Dua TPS di Teras Boyolali Bakal Gelar Coblosan Ulang
Pedagang lainnya, Heni Nila Sari, mengatakan hal yang sama.
Dia menyebut bawang putih dari harga awal Rp 35 ribu kini menjadi Rp 40 ribu per kilogram.
Sementara bawang merah , dari harga Rp 25 ribu menjadi Rp 33 ribu per kilogram.
ALASAN Sopir Pikap Divonis 8 Bulan Bui Pasca Buat Petani Tewas Terlempar di Boyolali, Dianggap Lalai |
![]() |
---|
Sopir dalam Insiden Laka Mobil Pikap Sayur di Selo Boyolali Divonis 8 Bulan Penjara |
![]() |
---|
3 Fakta Menghitamnya Sungai di Sambi Boyolali, Pelaku Pembuang Limbah yang Cemari Diminta Bertobat |
![]() |
---|
Diduga Tercemar Limbah, Sungai di Sambi Boyolali Keruh Hitam dan Berbau |
![]() |
---|
Warga di Dua Desa Boyolali Resah, Sungai yang Biasa Mereka Gunakan Tercemar Limbah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.