Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Pengamen di Wonogiri Ikut Nyaleg, Cuma Modal Rp 100 Ribu untuk Pasang Wifi Pararel

Caleg di Wonogiri ini memang beda, dia adalah pengamen, modal kampanye yang dipakai juga hanya Rp100 ribu untuk bayar wifi.

TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti
Kukuh Haryanto, pengamen yang maju Nyaleg DPRD Wonogiri di Pileg 2024. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima 

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Salah satu calon legislatif yang bertarung demi kursi DPRD Wonogiri ini berpenampilan cukup nyentrik.

Selain itu, kesehariannya, caleg ini seorang pengamen

Dia adalah Kukuh Haryanto, caleg DPRD Wonogiri dari Partai Demokrat.

Kukuh, sapaan akrabnya, bertarung di daerah pemilihan (dapil) Wonogiri 1, meliputi Kecamatan Wonogiri, Selogiri, Manyaran, Wuryantoro dan Eromoko. 

Penampilannya cukup nyentrik, rambutnya gimbal panjang.

Kemana-mana, selalu membawa gitar. Bahkan saat berkampanye. Maklum, selama bertahun-tahun, Kukuh bekerja sebagai pengamen

Di dunia politik, Kukuh merupakan pemain baru. Ia baru sekali mencalonkan dirinya di tahun ini.

Namun, Kukuh mengaku tak menyiapkan biaya banyak, bahkan hanya sebesar Rp 100 ribu untuk nyaleg. 

"Nyaleg ini habis Rp 100 ribu untuk pasang wifi pararel, yang pakai kabel itu. Hanya itu, kampanye mengandalkan TikTok," jelasnya, kepada TribunSolo.com. 

Kukuh memanfaatkan media sosial TikTok untuk berkampanye. Ia menciptakan beberapa jingle atau lagu pendek untuk berkampanye. Lagu itu kemudian dia nyanyikan lalu ia unggah ke akun TikTok @Kukuhporso. 

"Lolos daftar calon sementara itu sudah proses menemui teman dan saudara. Waktu itu belum punya TikTok, pakai akun istri saya," ujar Kukuh.

Baca juga: Sosok Kukuh Haryanto, Pengamen dari Wonogiri yang Ikut Nyaleg di Pemilu 2024 

Kukuh mengaku baru membuat akun TikTok sekitar 7-8 bulan lalu.

Dia kemudian menciptakan lagu-lagu sederhana dan diunggah ke TikTok. Siapa sangka, dengan video yang diunggah itu mendapat respon bagus. 

"Sehari tembus setengah juta view. Padahal saya ngawur aja itu. Nyanyi dimana-mana, di jalan, di sawah, pinggir empang. Yang aneh-aneh gitu, awalnya itu lagu "Sugeng Tepang", kata dia. 

Mendapat respon bagus, Kukuh kemudian kembali membuat lagu.

Lagi, lagunya singkat dan sederhana itulah yang ia gunakan untuk berkampanye di TikTok. 

"Awalnya memang tidak viral, tapi sehari saya spam. Setiap hari lima kali gitu, lama-lama kan njedot. Terkahir lagu judul Yo Ayo," imbuh Kukuh. 

Dengan memanfaatkan ruang media sosial yang tak terbatas, Kukuh dapat dikenal.

Bahkan ketika ia pergi ke tempat saudaranya di Jakarta, orang-orang disana mengenalnya. 

Ia tak memungkiri, banyak pengguna TikTok masih anak-anak yang belum memiliki hak pilih, Kukuh tak mempermasalahkan hal itu. 

"Kampanye di TikTok sangat berpengaruh. Kalau tidak mungkin yang milih saya sedikit. Saya merasakan berpengaruh, itu diluar ekspetasi saya. Tapi menurut saya itu agak terlambat saya bermain TikTok itu," ujarnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved