Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Tawa Gibran Tanggapi Isu Maju Ketum Golkar, Sebut Komunikasi Terjalin dengan Airlangga Hartarto

Gibran Rakabuming Raka saat ini terus menjaga jalinan komunikasi dengan Ketum Golkar, Airlangga Hartarto. 

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com/Andreas Chris
Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka saat di Balai Kota Solo, Rabu (28/2/2024) 

Ia belum berpikir untuk masuk ke partai mana pun.

“Biar yang berpengalaman ya untuk jadi ketua atau pengurus," kata dia.

"Untuk saat ini kami masih fokus dengan pekerjaan yang ada di Solo,” tambahnya.

Kata Qodari 

Sebelumnya, sejumlah nama telah disebut sebagai sosok potensial yang menduduki Ketum Golkar

Nama-nama tersebut diucapkan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo beberapa waktu lalu.

Diantaranya, Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Bahlil Lahadalia, dan Agus Gumiwang Kertasasmita. 

Namun,  Qodari memiliki pandangan berbeda dari sejumlah analisa dan pandangan terkait nama populer yang beredar tersebut. 

Dia menyebut satu nama yang potensial di luar nama yang disebutkan Bamsoet, yakni putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. 

"Menurut saya di luar 4 nama yang disebutkan oleh Bambang Soesatyo sesungguhnya menurut saya ada satu calon yang juga sangat potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan yaitu Gibran Rakabuming Raka,” ujar Qodari dikutip dari Tribunnews.

Qodari menjelaskan dua alasan Gibran sebagai sosok potensial menjadi calon Ketua Umum Partai Golkar.

Pertama, Gibran tidak lama lagi menduduki jabatan posisi strategis sebagai orang nomor dua di Indonesia pada saat dilantik menjadi wakil presiden secara resmi pada Oktober 2024.

Baca juga: Jawaban Gibran Ditanya Soal Dinasti Politik Usai Kaesang dan Erina Gudono Masuk Bursa Pilkada

Dijelaskan Qodari, selama ini karakteristik Partai Golkar memiliki kecenderungan sebagai partai yang melekat sebagai bagian dari pemerintahan tentunya linear dengan Gibran sebagai wapres sekaligus ketua umum Partai Golkar.

“Kita tahu bahwa Partai Golkar punya kecenderungan yang sangat kuat untuk memiliki kaki, memiliki akses di pemerintahan bukan hanya menteri tetapi juga atau bahkan wakil presiden karena Golkar adalah partai yang ideologinya karya dan kekaryaan dan selalu berorientasi untuk menjadi bagian dari pemerintahan,” ucap dia.

Qodari melihat pengalaman itu terjadi pada wakil presiden (wapres) ke-10 dan 12 Jusuf Kalla saat menjabat pertama kali pada periode 2004-2009.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved