Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Tawa Gibran Tanggapi Isu Maju Ketum Golkar, Sebut Komunikasi Terjalin dengan Airlangga Hartarto

Gibran Rakabuming Raka saat ini terus menjaga jalinan komunikasi dengan Ketum Golkar, Airlangga Hartarto. 

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com/Andreas Chris
Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka saat di Balai Kota Solo, Rabu (28/2/2024) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Gibran Rakabuming Raka saat ini terus menjaga jalinan komunikasi dengan Ketum Golkar, Airlangga Hartarto

Seperti yang disampaikannya saat ditemui di Balai Kota, Rabu (13/3/2024). 

"Ya pasti terjalin terus dengan Pak Airlangga dengan partai mana pun,” jelasnya.

Itu tak lepas karena Golkar menjadi salah satu partai politik yang mendukungnya maju bersama Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu pun hanya tertawa saat menanggapi kabar dirinya berpotensi menjadi Ketum Golkar

Kabar tersebut, salah satunya, dihembuskan Direktur Indo Barometer, M Qodari.

Baca juga: Gibran Sebut Belum Ada Lobi Partai Politik yang Ajak Masuk jadi Kader

"Aku ketinggalan berita banyak banget. Aneh-aneh sekarang ya berita-berita,” ujar dia.

Tak lama setelahnya, dirinya mengatakan bila ada sejumlah tokoh senior partai yang lebih potensial duduk sebagai Ketum partai belambang pohon beringin itu.

“Enggaklah. Ya biar yang senior atau yang lebih berpengalaman,” terangnya.

Ia sendiri tidak tahu bagaimana prosesnya untuk menjadi ketua umum.

Meski ada arah untuk Partai Golkar mengakomodasi anak muda, ia tetap merasa yang senior lebih layak.

Baca juga: Bagi Gibran, Soal Kaesang-Erina Ramaikan Pilkada 2024, Yang Menentukan Bukan Kakaknya

“Ya nggak tahu ya prosesnya di sana seperti apa. Ya itu tadi jawabannya sama," jelas dia.

"Biar senior saja atau orang yang lebih berpengalaman,” imbuhnya.

Ia mengaku saat ini sedang fokus menyelesaikan pekerjaan sebagai Wali Kota Solo.

Ia belum berpikir untuk masuk ke partai mana pun.

“Biar yang berpengalaman ya untuk jadi ketua atau pengurus," kata dia.

"Untuk saat ini kami masih fokus dengan pekerjaan yang ada di Solo,” tambahnya.

Kata Qodari 

Sebelumnya, sejumlah nama telah disebut sebagai sosok potensial yang menduduki Ketum Golkar

Nama-nama tersebut diucapkan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo beberapa waktu lalu.

Diantaranya, Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Bahlil Lahadalia, dan Agus Gumiwang Kertasasmita. 

Namun,  Qodari memiliki pandangan berbeda dari sejumlah analisa dan pandangan terkait nama populer yang beredar tersebut. 

Dia menyebut satu nama yang potensial di luar nama yang disebutkan Bamsoet, yakni putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. 

"Menurut saya di luar 4 nama yang disebutkan oleh Bambang Soesatyo sesungguhnya menurut saya ada satu calon yang juga sangat potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan yaitu Gibran Rakabuming Raka,” ujar Qodari dikutip dari Tribunnews.

Qodari menjelaskan dua alasan Gibran sebagai sosok potensial menjadi calon Ketua Umum Partai Golkar.

Pertama, Gibran tidak lama lagi menduduki jabatan posisi strategis sebagai orang nomor dua di Indonesia pada saat dilantik menjadi wakil presiden secara resmi pada Oktober 2024.

Baca juga: Jawaban Gibran Ditanya Soal Dinasti Politik Usai Kaesang dan Erina Gudono Masuk Bursa Pilkada

Dijelaskan Qodari, selama ini karakteristik Partai Golkar memiliki kecenderungan sebagai partai yang melekat sebagai bagian dari pemerintahan tentunya linear dengan Gibran sebagai wapres sekaligus ketua umum Partai Golkar.

“Kita tahu bahwa Partai Golkar punya kecenderungan yang sangat kuat untuk memiliki kaki, memiliki akses di pemerintahan bukan hanya menteri tetapi juga atau bahkan wakil presiden karena Golkar adalah partai yang ideologinya karya dan kekaryaan dan selalu berorientasi untuk menjadi bagian dari pemerintahan,” ucap dia.

Qodari melihat pengalaman itu terjadi pada wakil presiden (wapres) ke-10 dan 12 Jusuf Kalla saat menjabat pertama kali pada periode 2004-2009.

Pada saat yang sama, JK juga berhasil menduduki ketua umum Golkar.

“Dan kita sudah melihat presedennya dengan sangat kuat pada saat Pak Jusuf Kalla menjadi Ketua Umum Partai Golkar tahun 2004-2009 ketika beliau terpilih menjadi wakil presiden bagi Pak Susilo Bambang Yudhoyono,” ujarnya.

“Jadi saya kira pengalaman Pak JK itu menjadi sebuah pertanda suasana kebatinan yang sangat kuat di Partai Golkar untuk memiliki kaki atau akses di pemerintahan,” imbuhnya.

Alasan kedua, kata Qodari, Partai Golkar ke depan harus berorientasi terhadap anak muda karena pemilih terbanyak berasal dari kalangan muda. 

Baca juga: Erina Gudono Diisukan Hamil Gegara Tulis Komentar Ini di IG Kaesang Pangarep, Banjir Ucapan Selamat

Sebab itu, tantangannya partai Golkar juga harus diisi oleh banyak anak-anak muda.

“Partai Golkar ini adalah partai yang tua, partai besar dan kalau kita bicara mengenai pemilih pada hari ini dan pemilih di masa yang akan datang, saya kira Partai Golkar mengalami tantangan bagaimana agar partai ini bisa menjadi partai yang punya orientasi kepada anak muda dan punya tokoh yang juga berasal dari anak muda,” katanya.

“Hal ini sebetulnya sudah sangat disadari oleh Partai Golkar, kita lihat adanya regenerasi generasi kedua dan generasi ketiga dari pengurus Golkar kepada anak-anak mereka, misalnya begitu banyak sekali anak-anak muda di Golkar yang merupakan penerus dari orang tuanya yang sudah berkiprah lama di Partai Golkar,” lanjutnya.

Qodari menambahkan, akan sangat menarik jika Golkar memiliki tradisi baru yaitu dipimpin oleh anak muda dalam hal ini Gibran Rakabuming Raka, bukan lagi dari politisi senior sebagai pucuk pimpinannya.

“Dan kita lihat juga iklan media iklan politik, iklan pemilunya Partai Golkar juga ada satu versi khusus yang ditujukan kepada anak muda. Nah tentunya akan sangat menarik bagi Partai Golkar apabila Partai Golkar ini masuk kepada sebuah tradisi baru di mana ketua umumnya betul-betul anak muda dalam hal ini Gibran Rakabuming Raka setelah bertahun-tahun sebelumnya orientasinya selalu kepada tokoh yang berusia senior atau berusia lanjut,” ucap dia.

Dengan dipimpin anak muda, Qodari menilai peluang partai Golkar secara elektoral naik signifikan di masa depan akan terbuka lebar, melihat pengalaman Pilpres 2024 di mana pasangan Prabowo-Gibran juga begitu dominan di kalangan muda.

“Kita lihat dari berbagai survei dan exit poll bahwa memang pemilih Prabowo-Gibran itu mayoritas di semua kelompok usia tetapi khusus untuk generasi milenial dan generasi Z proporsinya jauh lebih tebal dibandingkan dengan generasi baby boomers atau generasi X, jadi itu satu indikasi menurut saya bahwa Gibran memiliki daya tarik yang sangat kuat pada anak-anak muda,” tandas Qodari.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved