Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pilkada Solo 2024

PKS Jajaki Peluang Rangkul 'Jagonya' Gibran Hingga Koalisi PDIP di Pilkada Solo 2024

DPD PKS Solo memastikan pihaknya ingin ikut terjun berpartisipasi langsung di Pilkada Solo 2024.

|
Penulis: Andreas Chris Febrianto | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com/Istimewa
Sosok Ketua DPD PKS Solo, Daryono yang baru terpilih. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - DPD PKS Solo memastikan pihaknya ingin ikut terjun berpartisipasi langsung di Pilkada Solo 2024.

Hal itu diungkap Ketua PKS Solo, Daryono setelah partainya dipastikan mendapat 7 kursi di Pemilu Legislatif (Pileg) tingkat Kota kemarin.

Namun demikian, Daryono sadar betul bahwa 7 kursi legislatif membuat PKS Solo harus memutar otak lantaran belum bisa mendaftarkan calon wali kota secara mandiri.

Sejumlah opsi pun diakui Daryono kini tengah dijajaki oleh PKS Solo agar melenggangkan tiga calon nama yang akan diajukan oleh partainya tersebut.

Saat ini diakui Daryono, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan berbagai partai untuk menjajaki terbentuknya koalisi.

"Ya kita pokoknya mencari partner untuk maju di Pilkada Solo. Prinsipnya itu karena kurang kursi. Tapi kita bertekad untuk maju Pilkada 2024." ungkap Daryono saat dihubungi TribunSolo.com, Kamis (14/3/2024).

"Kita kan 7 kursi masa tidak menyiapkan calon, ya nggak patutlah. Kan tujuannya minimal wakil dan kalau bisa malah wali kota," tambahnya. 

Baca juga: Erina Gudono Menantu Jokowi Muncul di Bursa Pilkada Sleman, Kaesang Ramaikan Bursa Pilkada Solo

Saat ditanya condong akan bergabung dengan kubu Gibran (Koalisi Indonesia Maju) atau merapat ke PDIP Solo yang jumlah kursinya memenuhi untuk mengajukan Cawalkot.

Daryono masih belum bisa memastikan.

"Kita membuka peluang seluas-luasnya. Bisa dengan PDIP, bisa dengan kelompoknya mas Gibran, karena kita baru menjalankan komunikasi. Toh pencalonan itu juga belum resmi ya yang mendeklarasikan, muncul nama," terang Daryono.

"Misalnya Gusti Bhre itu kan pakai kendaraannya apa kan kita juga belum tahu. Dan beliau juga tidak terikat dengan partai tertentu secara jelaskan," sambungnya.

Ia pun mengatakan selama menjalin komunikasi dengan partai lain, sejauh ini baru PKS Solo dan Golkar yang telah memunculkan sosok calon wali kota atau wakil wali kota. 

"Jadi kita kemarin juga ketemu teman (partai lain) kita juga sudah sounding-sounding tapi belum clear siapa calonnya. Dari PSI, dari Gerindra, dari PDIP juga belum memunculkan nama," kata Daryono.

"Yang memunculkan nama kayanya baru kami di PKS, sudah jelas memunculkan 3 nama. Kalau partai lain saya kurang tahu apakah sudah clear deklarasi misal PSI siapa, PKB siapa, PDIP siapa, setahu saya malah belum," imbuhnya.

Namun demikian, Daryono juga mengatakan adanya kemungkinan bila dua kubu yang ada di Solo saat ini, yakni kubu Gibran dengan KIM dan kubu PDIP tidak sepakat dengan penawaran PKS tentang Cawali-cawawali, maka ada kemungkinan muncul poros baru.

"Masih mungkin, masih mungkin. Misalnya kita kan maju wali kota kan juga kita punya kriteria dan parameter yang harus kita bawa. Ya misal nanti nggak dapat dan memungkinkan muncul poros baru ya kita buat poros baru," urai Daryono.

"Misalnya dengan PDIP, PDIP nggak mau. Terus dengan kelompoknya mas Gibran, mereka nggak mau, ya sudah kita buat poros baru," tambahnya.

Baca juga: Geliat Pilkada Klaten 2024, Calon PDIP Masuk Kawah Candradimuka, Golkar Hingga PKS Ancang-ancang

Ngebetnya PKS Solo untuk maju di Pilkada 2024 diakui Daryono bukan hanya sekadar karena partainya berada di peringkat kedua perolehan kursi DPRD kota.

Tetapi ada ujian lain.

Tujuan lain tersebut Daryono untuk menyempurnakan pembangunan yang masih dirasa kurang selama kepemimpinan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wali Kota Solo beberapa tahun ini.

Salah satunya soal sumber daya manusia (SDM) di masa kepemimpinan Gibran yang diakui Daryono masih kalah jauh dengan pembangunan infrastruktur yang gencar.

"Jadi gini lho, kita melihat kota Solo ini memiliki potensi dan posisi di tingkat nasional, apalagi dengan kondisi sekarang ini. Kita ingin Solo itu betul-betul bisa dibangun maju itu dari sisi esensi maupun dari sisi dalam dan permukaan. Kita kan lihat saat ini membangun itu kan baru sisi permukaan saja," ucap dia.

"Tapi sisi ke masyarakat itu belum mengena. Terbukti kenaikan angka kemiskinan di Solo naik, itu berarti pembangunan sisi paling esensi yang berhubungan dengan kemiskinan itu belum tersentuh. Karena terbukti kemiskinannya naik, walaupun ada faktor eksternal. Itupun kita tidak mengabaikan faktor eksternal, tapi itu bisa terlihat bahwa ada sisi yang belum tersentuh dalam konteks esensinya," sebutnya.

Ia juga tak memungkiri selama periode kepemimpinan putra sulung Jokowi, Kota Solo cukup pesat dalam hal infrastruktur meski ada beberapa titik kelemahan yang ia lihat.

"Kalau pembangunan fisik saya no komen lah, apalagi dengan mas Gibran sebagai wali kota. Beliau putra presiden itu saya kira luar biasa, walaupun kita juga mempertanyakan dengan masalah skedul ataupun manajemen pembangunan yang saya kira kurang baik sehingga membuat Solo itu kesulitan ketika akan bergerak karena terblokir di Utara terblokir di Timur sehingga tingkat kemacetannya agak banyak," terangnya.

Ia pun berpendapat bahwa apa yang dilakukan Gibran sebagai Wali Kota Solo harus dilanjutkan dari sisi SDM.

"Sebenarnya pembangunannya baik, cuma butuh manajemen pembangunannya yang baik juga. Makanya kita ingin maju Pilkada ini, biar Solo ini biar pembangunannya bukan sekedar kosmetik tapi juga menyentuh sisi esensi yang bermanfaat kepada masyarakat secara langsung atau tidak langsung," pungkasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved