Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

PPP Tak Lolos Parlemen Gara-gara Dukung Ganjar-Mahfud? Ini Kata Pengamat Politik

Menurut pengamat politik, hasil Pemilu 2024 seharusnya menjadi pelajaran buat PPP dalam menentukan manuver politik di masa mendatang.

|
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum PPP Mardiono (ketiga kanan) bersama Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (ketiga kiri), Ketua Harian Nasional Partai Perindo Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi (kedua kanan), Sekjen Partai Hanura Kodrat Shah (kanan), Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Andika Perkasa (kedua kiri) dan Gatot Eddy Pramono (kiri) berjabat tangan usai mengikuti rapat konsolidasi partai politik dan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo di Jakarta, Rabu (13/9/2023). Rapat yang diikuti oleh Tim Pemenangan Nasional ini membahas soal agenda-agenda strategis pemenangan Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo. 

TRIBUNSOLO.COM - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) gagal lolos ke parlemen pada pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Berbagai spekulasi soal penyebab PPP tak lolos ke DPR RI pun bermunculan.

Salah satunya banyak pihak menilai PPP tidak mendapatkan keuntungan elektoral dari dukungan kepada pasangan calon presiden-calon wakil presiden (Capres-Cawapres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Baca juga: Respons Anies soal Peluang Nasdem Gabung Kabinet Prabowo-Gibran : Proses Masih Panjang

Direktur Trias Politika Strategis Agung Baskoro, mengatakan keputusan para elite PPP mendukung Ganjar-Mahfud kelihatannya tidak sejalan dengan keinginan para kader dan simpatisan.

Agung menyebut sebelum tahapan Pemilu dimulai, kader dan simpatisan PPP cenderung mendukung Capres nomor urut 1 Anies Baswedan atau Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.

"Sehingga saat PPP memilih Ganjar, maka coat tail effect (efek ekor jas) jadi tak mengalir," kata Agung saat dihubungi pada Jumat (22/3/2024).

Lantaran keputusan PPP itu, Agung menilai para kader dan simpatisan di tingkat akar rumput tidak solid.

Baca juga: Nasdem dan PKS Sudah, Kini Giliran PPP yang Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran

Hal itu berimbas merugikan partai yakni perolehan suara yang rendah.

Menurut Agung, hasil Pemilu 2024 seharusnya menjadi pelajaran buat PPP dalam menentukan manuver politik di masa mendatang.

Berdasarkan hasil penghitungan akhir Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diumumkan pada Rabu (20/3/2024), PPP memperoleh suara 5.878.777 atau setara 3,8 persen.

Perolehan suara itu tidak memenuhi syarat ambang batas parlemen (parliamentary threshold) yang ditetapkan dalam UU Pemilu yakni sebesar 4 persen.

PPP sendiri menjadi salah satu partai politik dari era pemerintahan Orde Baru, selain Partai Golkar serta PDIP yang merupakan transformasi dari PDI, yang masih berlaga di Pemilu.

Baca juga: Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024, PPP Ingatkan Jangan Hanya Sekedar Panggung Politik Hiruk Pikuk

Prediksi PPP tidak lolos ke parlemen pada Pemilu 2024 sebetulnya sudah diperkirakan jauh-jauh hari melalui hasil jajak pendapat sejumlah lembaga survei.

Awalnya, PPP mengira dengan merapat ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) diharapkan bisa mengulang romantika politik pada Pemilu 1997 silam.

Pada saat itu faksi pendukung Megawati Soekarnoputri di Partai Demokrasi Indonesia (PDI) mengalihkan dukungan politik dan suara ke PPP akibat tekanan politik pemerintahan Orde Baru.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved