Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Gibran Akan Adopsi Skema Makan Siang Gratis di India, Satu Anak Dianggarkan Seribu Rupiah

Gibran mengaku akan meninjau model makan siang gratis dari berbagai negara. Ini agar penerapannya bisa maksimal di Indonesia.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Duta Besar India untuk Indonesia Sandeep Chakravorty (ketiga dari kiri) mendatangi Cawapres terpilih Gibran Rakabuming Raka (kedua dari kiri) di kantornya Balai Kota Solo, Senin (1/4/2024). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Cawapres terpilih Gibran Rakabuming Raka mengaku akan mengadopsi skema makan siang gratis di berbagai negara.

Salah satunya India yang telah menerapkan kebijakan ini.

Duta Besar India untuk Indonesia Sandeep Chakravorty mendatangi Cawapres terpilih Gibran Rakabuming Raka di kantornya Balai Kota Solo, Senin (1/4/2024) kemarin.

Sandeep mengungkapkan anggaran per anak dipatok 11 sen dollar atau sekitar Rp 1.753,64.

“Oh iya untuk belajar dan lain-lain. Pak Dubes bilang satu kepala 11 sen. Bisa juga. Kemarin sempat bahas itu,” ungkap Gibran saat ditemui di kantornya Selasa (2/4/2024).

Pihaknya ingin belajar mengenai bagaimana negara tersebut mengelola program ini agar berjalan efisien mulai dari pemusatan dapur hingga alur logistik.

“Iya untuk belajar dan lain-lain. Itu Pak Dubes bilang satu kepala satu anak itu 11 sen karena sangat efisien sentral kitchennya, logistiknya efisien,” terangnya.

Baca juga: Blak-blakan Dubes India, Sebut Ada Tim dari Indonesia ke India, Kaji Program Makan Siang Gratis

Menurutnya, India menjadi salah satu percontohan karena memiliki jumlah penduduk yang banyak, mirip seperti di Indonesia.

“Ada 76 negara skema beda-beda jepang dan lain-lain. India yang sudah jalan, india jumlah penduduk yang banyak banget,” jelasnya.

Tidak hanya berhenti di India saja.

Kedepan pihaknya akan mengkaji penerapan di negara-negara lain untuk menerapkan program ini.

“Intinya ini kita siapkan skema terbaik, belajar dari negara lain yang sudah menjalankan program ini. Efeknya seperti apa ke anak-anak ke murid-murid, lalu kita belajar pendistribusiannya, logistik seperti apa. Central kitchen seperti apa, keterlibatan ahli gizi seperti apa itu,” tuturnya.

Pihaknya telah mengajukan menu makan siang gratis untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.

Salah satu yang menjadi pertanyaan yakni susu yang hingga kini masyarakat Indonesia masih impor untuk memenuhi kebutuhan.

“Menu hampir mirip yang kita ajukan. Ada protein dan lain-lain termasuk susu. Makanya kita cari skema yg terbaik yg tdk memberatkan APBN juga,” jelasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved