Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Gibran Tepis Rumor Jokowi Berniat Rebut Jabatan Ketua Umum PDI Perjuangan dari Megawati : Enggaklah!

Rumor ini diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristyanto.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Cawapres terpilih sekaligus putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dirumorkan berupaya merebut jabatan Ketua Umum PDI Perjuangan dari Megawati Soekarnoputri dengan menugaskan salah satu menterinya.

Hal ini diungkapkan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristyanto.

Cawapres terpilih sekaligus putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka pun menepis kabar ini.

“Enggaklah. Enggak ada seperti itu,” ungkap Gibran, saat ditemui di kantornya, Rabu (3/4/2024).

Hasto melontarkan rumor ini saat dirinya menjadi narasumber dalam diskusi bedah buku berjudul "NU, PNI, dan Kekerasan Pemilu 1971” karya Ken Ward (1972) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (2/4/2024) lalu.

Baca juga: Presiden dan Wakil Presiden Baru Bakal Dilantik di IKN, Gibran: Saya Ngikut Aja

Peristiwa tersebut, menurut Hasto, dilakukan Jokowi jauh sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Menurutnya upaya-upaya yang dilakukan Jokowi bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan yang saat ini dimilikinya.

Melihat upaya tersebut, Hasto menjadi teringat akan sosok Presiden Kedua RI Soeharto yang juga dinilai ingin mempertahankan kekuasaan.

Tuding Kebohongan Gibran & Jokowi

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan 'kebohongan' di balik majunya Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil Presiden pada Pemilu 2024.

Hasto mengungkap jika keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memutuskan Gibran bakal maju mencari cawapres sejak April 2023 lalu.

Baca juga: Hasto PDIP Terus-terusan Serang Gibran, Gerindra : Tidak Gentleman Terima Kekalahan

Ungkapan ini muncul saat Hasto menjawab pertanyaan tentang PDI-P yang khilaf mencalonkan Gibran dalam Pemilihan Wali Kota Solo 2020.

Hasto mengungkit pernyataan Gibran yang menepis dirinya maju dalam Pilpres 2024.

Ucapan Gibran itu, kata Hasto, bahkan disampaikan Gibran di hadapan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dalam rapat internal partai.

"Kemudian ketika pada awal Agustus di dalam rapat konsolidasi seluruh kepala daerah, Ibu Megawati Soekarnoputri juga bertanya hal yang sama dan dijawab di hadapan seluruh kepala daerah bahwa Mas Gibran tidak akan maju," kata Hasto saat ditemui di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara Nomor 19, Jakarta, Senin (1/4/2024).

"Karena ini penting, jawaban kader PDI Perjuangan dengan kejujuran ini sangat penting sebagai suatu instrumen pengambilan keputusan bagi PDI Perjuangan," lanjutnya.

Jawaban Gibran itu dianggap bohong karena akhirnya putra bungsu Presiden Jokowi itu resmi mendaftarkan sebagai cawapres pada akhir Oktober 2023.

Hasto menyatakan, kebohongan itu menjadi bagian dari strategi.

Baca juga: Sekjen PDIP Sebut Jokowi dan Dirinya Biasa Berbohong, Respons Gibran : Pak Hasto Paling Oke

Hal itu ia sampaikan karena PDI-P mendapatkan informasi bahwa pencalonan Gibran sudah diatur keluarga Jokowi jauh sebelum pendaftaran pasangan calon Pilpres 2024.

"Dan ternyata segala sesuatunya, kebohongan pun itu menjadi bagian dari strategi, kalau berdasarkan dokumen yang kami kumpulkan, keterangan-keterangan yang kami kumpulkan, ternyata pada akhir April (2023), keluarga Pak Jokowi sudah memutuskan bahwa Mas Gibran akan menjadi calon wakil presiden," tutur Hasto.

Lebih jauh, Hasto menilai bahwa pencalonan Gibran sejatinya boleh-boleh saja asal berjalan demokratis.

Namun, dia melihat pencalonan Gibran justru berlangsung dengan menggunakan instrumen kekuasaan Negara

. Atas dasar itu, Hasto berpandangan adanya penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power Presiden Jokowi untuk memajukan putra bungsunya tersebut.

"Kalau berkhianat kepada partai itu sudah biasa sebagai bagian dari dinamika organisasi partai, tetapi ketika berkhianat kepada konstitusi, pada demokrasi yang berkeadilan rakyat, apalagi nilai-nilai kejujuran seorang pemimpin itu pun dikorbankan, maka ini menjadi suatu persoalan yang sangat serius bagi kita sebagai bangsa," ujar Hasto.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved