Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Prabowo-Megawati Berencana Bertemu, Pengamat Sebut Ada Sinyal PDIP Merapat ke Kubu 02

Rencana pertemuan Megawati dengan Prabowo bisa menjadi pertanda jika kedua kubu saat ini masih berkomunikasi baik.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
dok.Sekretariat Presiden
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri tampak duduk berdampingan dan berbincang akrab saat menghadiri upacara peringatan HUT ke-77 TNI di Istana Merdeka, Rabu (5/10/2022).(dok.Sekretariat Presiden) 

TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menyebut ada kemungkinan PDI Perjuangan akan bergabung ke koalisi Prabowo Subianto.

Sinyal itu terlihat dari rencana pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus calon presiden (capres) pemenang Pemilu 2024.

“Bukan tidak mungkin PDI-P potensial jadi bagian koalisi Prabowo di masa mendatang,” kata Adi kepada Kompas.com, Senin (8/4/2024).

Baca juga: Gerindra Ungkit Hubungan Jokowi dan Prabowo Dulu bak Musuh Bebuyutan, Yakin PDIP & Jokowi Akur Lagi

Adi mengatakan, rencana pertemuan Megawati dengan Prabowo bisa menjadi pertanda jika kedua kubu saat ini masih berkomunikasi baik.

Dia tak menampik jika PDIP dan Gerindra merupakan rival di pemilu presiden (pilpres) maupun pemilu legislatif (pileg).

Tetapi dua faktor itu tak menutup kemungkinan dua partai akan berkongsi.

“Pada saat bersamaan, elite-elite Gerindra dan PDI-P sama-sama megeklaim tak ada persoalan apa pun di antara mereka. Bahwa sempat ada persaingan antar kedua partai di pilpres itu perkara biasa, lumrah dalam politik,” ujar Adi.

Baca juga: BREAKING NEWS : Cari Pengganti Gibran, PDIP Solo Buka Penjaringan Bakal Cawali-Cawawali Pilkada 2024

Adi pun meyakini jika rencana pertemuan Megawati dengan Prabowo tak melibatkan campur tangan Presiden Joko Widodo.

Terlebih lagi, Mega telah menugaskan putrinya yang juga Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, untuk berkomunikasi dengan Prabowo.

Dia pun menilai Megawati dengan Jokowi masih belum membaik pascapencalonan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo.

“Bagi PDI-P, rasa-rasanya Jokowi sudah wassalam, tak ada lagi ruang berkomunikasi. Apalagi setelah pemilu usai, PDI-P babak belur efek Jokowi keluar barisan PDI-P, pilpres kalah telak, pileg hilang 3 persen,” katanya.

Adi memprediksi, koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran akan diisi oleh Partai Gerindra, PDIP, Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Baca juga: Pengamat Prediksi Koalisi Perubahan dan Pendukung Ganjar-Mahfud Bubar, Oposisi Tinggal PDIP dan PKS

Sementara, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diduga bakal mengambil posisi di luar pemerintahan sebagai oposisi.

Jika peta politiknya demikian, koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran diyakini akan kokoh lantaran kekuatannya lebih besar ketimbang partai oposisi. 

“Resistensi ketiga partai ini (PKB, Nasdem, dan PKS) tak akan terlalu signifikan. Baik dari jumlah kekuatan politik atau pengalaman sebagai oposisi,” tutur Adi.

(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved