Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner Solo

Kuliner Klaten : Uniknya Peyek Cetol Bu Iin di Klaten Utara, Punya Sensasi Rasa Gurih

Ikan cetol sendiri merupakan ikan liar, biasanya di temukan di lahan persawahan maupun saluran irigasi.

Tribunsolo.com/Zharfan Muhana
Peyek Cetol Bu IIn di Dusun Gading Tulung, Desa Belangwetan, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Jika biasanya peyek atau rempeyek berisi kacang, di Dusun Gading Tulung, Desa Belangwetan, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten ini ada makanan unik yakni peyek cetol, Jumat (11/4/2024).

Iin Budi Rahayu (48) merupakan salah satu produsennya, usaha ini ia lanjutkan dari mertuanya yang telah dimulai sekitar tahun 1980.

"Makanan legend sini, iconnya Gading. Kalau masuk dusun sini, belum lengkap tanpa peyek cetol," ujar Iin kepada TribunSolo.com.

Ikan cetol sendiri merupakan ikan liar, biasanya di temukan di lahan persawahan maupun saluran irigasi.

Iin mengatakan, mulanya orang-orang ditempat tinggalnya berprofesi menjala ikan wader.

"Kalau dapat cetul, dulu buat makan kucing," ucapnya.

Lalu, ada orang asal Solo yang berinisatif membuat ikan menjadi rempeyek.

Baca juga: Arus Balik, 2 Exit Tol Wilayah Klaten di Tol Fungsional Solo-Jogja Dialihfungsikan Jadi Pintu Masuk

Musim lebaran, produksi rempeyeknya sendiri mengalami peningkatan. Dalam sehari ia membuat setidaknya 30 kg sampai 40 kg adonan rempeyek, biasanya ia hanya membuat 5 kilo di hari biasa.

Adonan cair terdiri dari tepung, telur, rempah, santen, nantinya dicampur dengan ikan cetul yang sebelumnya sudah di goreng kering.

Iin menyebut ada 30 pengrajin di wilayahnya, yang dikerjakan bersama keluarga masing-masing.

Peyek ini sendiri diminati dari wilayah, Solo, Jogjakarta, Semarang, dan Boyolali. Permintaan terjauh sendiri yakni dari Palembang dan Pekanbaru.

Iin menjual peyeknya dengan kemasan variatif, muai dari per ons hingga per kilogram

"1 ons Rp 10 ribu, 2 ons Rp 20 ribu, setengah kilo Rp 50 ribu. 1 kilo sekarang Rp 90 ribu," paparnya.

Salah satu pelanggan, Arum (25) mengatakan sering membeli peyek. Baik untuk konsumsi sendiri maupun untuk oleh-oleh.

"Enak (rasanya) renyah, cetulnya banyak, gurih," ucap Arum.

Dibaning peyek lain sendiri, ia lebih suka peyek cetul.

"(Beli) buat makan sendiri, sama buat oleh-oleh ke Pekalongan," pungkasnya.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved