Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali

Sapi Boyolali Terpapar PMK Meningkat, Pedagang yang Beli Banyak Sapi Merana, Mau Untung Jadi Buntung

Pedagang sapi sebaiknya waspada. Tak asal-asalan dalam membeli sapi. Pastikan sapi yang dibeli bukan dari daerah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

TribunSolo.com / Andreas Chris
Ilustrasi Sapi. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Pedagang sapi sebaiknya waspada. Tak asal-asalan dalam membeli sapi.

Pastikan sapi yang dibeli bukan dari daerah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Pasalnya, kasus PMK di Boyolali awal tahun ini meningkat.

Bahkan, dari hasil investigasi Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan), ada sekitar 20 ekor sapi yang mati akibat PMK.

Sejak Januari hingga sekarang, ada 41 ekor sapi yang terpapar PMK.

"Ya mungkin, sebenarnya yang dilapangan itu lebih banyak. Tapi pada ga lapar," kata Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakan Boyolali, Afiany Rifdania, Jumat (26/4/2024).

Afi menyebut, 41 kasus PMK ini tersebar di beberapa kecamatan. Antara lain, Tamansari, Cepogo, Ampel.

Baca juga: Paino, Bos Kontraktor Asal Boyolali Mendekam di Penjara, Dieksekusi Kejari Setelah 7 Bulan Tertunda

Terpaparnya PMK puluhan ekor sapi ini karena lalu lintas.

"Kebanyakan itu, sapi beli baru yang tanpa divaksin, dimasukkan kandang tanpa dikarantina terlebih dulu, jadi menulari yang di kandang-kandang," tambahnya.

Bahkan dari hasil investigasi, ada pedagang yang sengaja membeli sapi yang sakit.

Sapi sakit itu sengaja dibeli agar mendapatkan harga murah.

Rencana sapi itu akan diobati sendiri lalu dijual lagi dengan harga tinggi.

Dengan begitu, pedagang sapi bisa untung banyak.

"Itu malah nulari (Sapi) se kandang, malah yang mati banyak. Kan rugi," katanya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved