Klaten Bersinar

Wabup Yoga Hardaya Dorong Pertanian Ramah Lingkungan-Berkelanjutan Bagi Petani Desa Jomboran Klaten

Istimewa/Dok. Pimpinan Bagian Prokopim Setda Kabupaten Klaten
Wabup Yoga Hardaya ikuti panen padi bersama petani Desa Jomboran, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten yang tergabung menjadi mitra low carbon rice di Desa Jomboran, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten pada Rabu (15/5/2024). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Wakil Bupati (Wabup) Klaten dorong petani menggunakan pupuk organik serta mengurangi emisi karbon saat proses tanam untuk mengurangi dampak lingkungan.

Ungkapan tersebut disampaikan Wabup Yoga saat mengikuti panen padi bersama petani Desa Jomboran, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten yang tergabung menjadi mitra low carbon rice di Desa Jomboran, Kecamatan Klaten Tengah, pada Rabu (15/5/2024).

Pada kesempatan itu, Wabup Yoga turut mengapresiasi kerja keras petani dan stakeholder terkait dalam membangun sektor pertanian, khususnya padi.

"Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Klaten mendukung (kegiatan ini), karena ini untuk menjaga keseimbangan, iklim dan pelestarian lingkungan," ungkapnya.

"Dimana para petani dalam bercocok tanam menanam padi, diharapkan menggunakan pupuk organik untuk menjaga ekosistem organisme itu di tanah supaya dapat bertahan. Karena itu adalah pengurai yang dibutuhkan untuk kesuburan tanah, sehingga untuk berkelanjutan," imbuhnya.

Baca juga: Respons Pemkab Klaten soal Bantuan Kepulangan Pekerja Migran yang Kritis di RS Dubai

Dalam pelaksanaannya, ia mendorong petani untuk menggunakan pupuk organik dan mengurangi ketergantungan dengan pupuk kimia.

Sementara itu dalam pengolahan lahan, ia mendorong masyarakat mengurangi penggunaan alat-alat yang menggunakan bahan bakar fosil untuk menjaga lingkungan.

Ia berharap, dengan adanya kegiatan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan para petani serta menjadikan produk padi dari Kabupaten Klaten menjadi padi yang unggul.

"Harapan kami dengan program ini, (kembangkan beras) keberlanjutan dapat terwujud dan para petani juga dapat menikmati hasil yang lebih banyak, karena kesuburan tanahnya meningkat," jelasnya.

Sehingga berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat khususnya petani di kota yang terkenal sebagai salah satu lumbung padi Jawa Tengah.

"Saya harap kegiatan ini bisa meningkatkan kesejahteraan petani, meningkatkan kesuburan tanah karena menggunakan pupuk organik dan padi atau beras Klaten ini bisa berkualitas unggul,” tuturnya.

Untuk diketahui, kegiatan yang bertajuk "Low Carbon Rice: Reducing Climate Impact of Rice Production in Indonesia" merupakan proyek bersama antara Preferred by Nature (PbN), Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) dan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP).

Proyek Low Carbon Rice sendiri adalah proyek yang didanai oleh SWITCH-Asia Grants Programme dan diimplementasikan oleh Preferred by Nature.

Baca juga: Hebat ! ASN Pemkab Klaten Kampanye Antikorupsi, Lewat Spanduk Hingga Video Medsos

Proyek ini berfokus pada pengurangan emisi dalam produksi beras di tingkat penggilingan padi kecil, memperkenalkan praktik budidaya beras berkelanjutan kepada petani yang bermitra dengan penggilingan padi kecil tersebut, serta membuka akses pasar beras berkelanjutan di Indonesia.

Technical Specialist in PbN Siti Jamilah mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan momen untuk merayakan hasil kerja keras dari proyek bersama dalam membangun sektor pertanian khususnya di Kabupaten Klaten.

Ia menyebut, program Low Carbon Rice merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk menjalin kemitraan antara petani dan penggilingan padi kecil, saat ini adalah Panen Perdana hasil dari kemitraan tersebut.

“Acara ini akan menjadi momen yang berkesan karena bukan hanya sebagai panen hasil pertanian, tetapi juga sebagai kesempatan untuk merayakan hasil kerja keras kita dalam menjalin kemitraan padi yang berkelanjutan serta menjalin kebersamaan sehingga dapat membangun sektor padi yang berkelanjutan,"

"Kami berharap acara ini akan memberikan dampak positif bagi petani, penggilingan padi dan para pelaku di sektor beras,” ungkapnya.

Sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen padi yang telah didapat, kegiatan dibuka dengan tradisi wiwitan.

Kemudian kegiatan berlanjut ke sesi diskusi bersama di Kafe Kopi Sawah, Klaten, untuk membahas pengembangan model kemitraan dan kebijakan yang tepat untuk membangun rantai nilai beras berkelanjutan di Indonesia.

Kegiatan panen ini menjadi langkah nyata proyek dalam memperkokoh rantai perberasan Indonesia.

(*/adv)