Curhat Gibran Soal Pembangunan Solo, Sebut Usulannya di Rembug Pembangunan Jateng Belum Terakomodir

Selain itu, pihaknya juga mengusulkan peningkatan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Meski sudah banyak menggunakan dana APBD dan CSR, ia ingin agar Pemprov Jateng juga ikut menggelontorkan dana untuk program ini. 

“Lalu untuk peningkatan kualitas rumah tidak layak huni. Pembangunan RTLH dari APBD CSR sudah sangat masif. Kalau ada dorongan dari provinsi akan sangat membantu,” tuturnya.

Program ini akan berdampak pada penurunan stunting di Kota Solo. Sebab, menurutnya stunting tidak hanya soal peningkatan gizi tapi juga lingkungan.

“Yang namanya stunting yang kita intervensi tidak hanya anak dan ibu hamilnya saja. Tapi juga lingkungan kompleks perumahan. Kalau rumahnya baik sanitasinya drainasenya baik akan sangat mengurangi angka stunting,” jelasnya.

Ia juga mengusulkan pembangunan Flyover Purwosari dan saluran air di Jalan Samanhudi.

“Ini juga sering kami usulkan beautifikasi Flyover Purwosari.

Salah satu yang urgent peningkatan saluran Jalan Samanhudi. Ini sangat penting untuk mengurangi banjir di area tersebut,” tuturnya.

Terakhir ia mengusulkan pembangunan lahan parkir di lahan bekas Pasar Kabangan. Hal ini menurutnya penting untuk menyangga destinasi wisata di Solo terutama Kampung Batik Laweyan.

“Pasar kabangan sebenarnya bukan pasarnya. Pasar kabangan sendiri sudah kami gabung dengan Pasar Jongke. Bekas pasar kabangan ini jadi tempat parkir bus dan mobil travel yang berkunjung ke tempat wisata kami ke Kampung Batik Laweyan,” jelasnya. (*)