Berita Solo
Kecewa dengan Gibran, Ahli Waris Lahan Sriwedari Solo Jateng Pasang Baliho: Tanah Ini Milik Kami
Baliho penegasan lahan milik ahli waris dipasang di Sriwedari Solo Jateng. Ini buntut Gibran tidak menemui para ahli waris ini.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Juru Bicara Ahli Waris Lahan Sriwedari, Jaka Irwanta memasang baliho di pagar Lahan Sriwedari yang menyatakan bahwa lahan seluas 99.889 meter persegi tersebut adalah lahan milik ahli waris KRMT Wiryodiningrat, Minggu (16/6/2024).
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan atas permintaannya bertemu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka tak ditanggapi.
Termasuk permintaannya kepada sejumlah pihak yang berkaitan dengan pembangunan Masjid Sriwedari.
Proyek ini sempat mangkrak namun kini dilanjutkan kembali.
“Surat pertama tidak ditanggapi. Surat kedua juga tidak ditanggapi. Kami ingin bersilaturahmi semua pihak mencari solusi demi kepentingan masyarakat Solo kaitannya dengan tanah Sriwedari,” jelasnya.
Pihaknya sudah sebulan lalu berusaha menemui Gibran dan beberapa pihak terkait.
Namun hingga kini belum ada tanggapan.
“Belum lama sebulan yang lalu. Kami mengundang untuk ketemu dengan pihak Sriwedari. Belum ada respon,” terangnya.
Baca juga: 3 Tahun Mangkrak, Pembangunan Masjid Sriwedari Solo Jawa Tengah Dimulai Lagi dari Atap
Pihaknya memasang baliho ini agar masyarakat tahu mengenai penetapan eksekusi pengosongan lahan sudah turun sejak tahun 2015 silam.
“Kita mengumumkan pada masyarakat luas tanah ini sudah inkracht milik ahli waris berdasarkan beberapa catatan yang sudah kami sampaikan,” jelasnya.
Meski menjadi pemilik sah lahan ini, pihaknya tidak serta merta memutuskan secara sepihak terkait pengembangan kawasan ini.
Pihaknya bermaksud ingin bermusyawarah dengan pemerintah.
“Kami ingin bermusyawarah dengan cara mufakat. Setelah ketemu apa langkah berikutnya terhadap pengembangan tanah sriwedari kami terbuka terhadap pemerintah kita,” tuturnya.
Pihaknya juga berjanji bangunan yang sudah berdiri tetap dipertahankan karena memiliki manfaat bagi masyarakat.
Seperti telah diketahui, di lahan ini berdiri Stadion Sriwedari, Museum Keris, Museum Radya Pustaka, Graha Wisata Niaga, hingga Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo.
“Kalau yang sudah ada kami akan mencari titik temu. Ke depan apakah dilanjutkan atau seperti apa kami tidak akan menghilangkan bangunan di atas tanah Sriwedari ini,” jelasnya.
Gibran bersikukuh akan melanjutkan pembangunan Masjid Sriwedari mesti proyek tersebut berdiri di atas lahan bermasalah.
Menurutnya Sertifikat Hak Pakai (SHP) no. 40 dan 41 menjadi dasar yang kuat atas penguasaan lahan tersebut.
“Itu (SHP) udah dasar yang sangat kuat. Apa lagi?” jelasnya saat ditemui di kantornya Selasa (2/4/2024) lalu. (*)
Biaya Hidup di Kota Solo Murah? Simak Faktor yang Membuat Biaya Hidup di Surakarta Relatif Murah |
![]() |
---|
5 Toko Jas Hujan di Solo Jateng, Sediakan Aneka Jas Hujan Berkualitas dan Harga Bervariasi |
![]() |
---|
Nikmati Pensiun di Solo Jateng, Jokowi Banyak Tawaran jadi Juru Kampanye Calon Kepala Daerah |
![]() |
---|
Saat Kaesang Gendong Bocah Bernama Gibran, Ingatkan ke Warga Kalau Jokowi Sudah Pulang ke Solo |
![]() |
---|
Daftar Tarif Jalan Tol Solo-Klaten, Tak Lagi Gratis Mulai Besok Sabtu 2 November 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.