Peringkat Kota Solo Jateng dalam Indeks Kota Toleran Turun Drastis, Padahal Dulu 5 Besar

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kota Solo dianggap sebagai Kota yang masyarakatnya berbeda namun berdampingan dengan aman dan nyaman.

Pernah dikenal sebagai daerah tempat teroris, perlahan Kota Bengawan berubah image-nya.

Kota Solo pernah masuk 5 besar dalam indeks Kota Toleran di Indonesia, namun di tahun 2023 peringkat itu turun drastis.

Baca juga: Viral Penolakan Kuliner Non Halal di Solo Jateng, Padahal Tionghoa Berperan Penting di Kuliner Solo

Peringkat Kota Solo sebagai kota toleran merosot ke urutan 10 di tahun 2023.

Sedangkan di tahun 2022 Kota Solo masuk di peringkat 4.

Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa sempat mengaku kaget soal peringkat tersebut.

"Kami agak kaget ini, indikatornya apa ini dari 4 ke 10 ya. Kota kami ini di sekitarnya ada pernik-pernik. Kemarin ditangkap satu di kelurahan Mojo (terorisme), jadi indikator ya," kata Teguh, dikutip Kompas.com dari Kanal Youtube Setara Institute. 

Teguh juga menyebut, selama 10 tahun terakhir di Balai Kota Solo, tidak ada batas dan masyarakat bebas menggelar acara keagamaan.

"Setiap hari-hari besar keagamaan di sana (Balai Kota) mesti ada pernik-pernik Natal, Lebaran dan puasa, Waisak, Imlek, itulah yang kami gambarkan secara nyata,"

"Bahwa kami setara pada siapapun. Lha ini justru (peringat turun), terima kasih kami akan mawas diri atau mungkin regulasi belum ada," paparnya.

Baca juga: Info Job Fair di Kota Solo Jateng: Solo Career EXPO 2024 pada 25-26 Juli di Pendhapi Gede Balai Kota

Dalam indeks Kota Toleran, peringkat pertama adalah Kota Singkawang Kalimantan Barat, Kedua Kota Bekasi Jawa Barat dan ketiga Kota Salatiga Jawa Tengah.

Sedangkan urutan keempat diisi oleh Kota Manado, Sulawesi Utara.

Merosotnya peringkat Kota Solo dalam indeks Kota Toleran diduga berkaitan dengan kasus GKJ Nusukan pada 2023.

Akankah tahun 2024 Kota Solo bakal mendapat peringkat lebih turun lagi setelah peristiwa penolakan festival non halal beberapa waktu lalu?

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka meyakini polemik festival kuliner non halal yang terjadi beberapa waktu lalu tidak mempengaruhi peringkat indeks kota toleran yang dimiliki Kota Solo. 

Menurutnya, indeks ini akan melihat secara keseluruhan tidak berdasarkan satu peristiwa saja.

“Enggak (berpengaruh). Nggak apa-apa. Bukan masalah indikatornya," jelas dia setelah sidang paripurna, Senin (8/7/2024).

"Tapi aplikasinya di lapangan aja. Di kehidupan sehari-hari aja,” tambahnya. 

(*)