Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali

Alat Canggih Ini Dipakai Balai Pelestarian Kebudayaan X saat Teliti Candi Tampir di Boyolali Jateng

Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X mulai menguak situs Candi Tampir, Desa/Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Tri Widodo
Tim arkeologi Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) X melakukan penelitian di Candi Tampir dengan menggunakan alat ground Penetrating Radar, Rabu (24/7/2024). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo 

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X mulai menguak situs Candi Tampir, Desa/Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.

Selama dua hari ini, BPK wilayah X melakukan penelitian di Candi Tampir.

Penelitian ini dilakukan untuk mencari informasi arkeologi untuk mendukung temuan sebelumnya.

Sebelumnya, BPK X telah menginventarisasi batu yang merupakan kompen Candi.

"Di lokasi ini memang ditemukan komponen atap, blok-blok batu, kemuncak candi, kemudian ada lingga semu atau lingga patok, ada beberapa komponen batu yang biasa dijumpai di bangunan batu," kata Pamong Budaya, Ahli Muda, BPK X, Muhammad Junawan, saat ditemui di Candi Tampir, Desa/Kecamatan Musuk, Rabu (24/7/2024)

Baca juga: Masih Berstatus ASN, Bagaimana Nasib Agus Irawan yang Dapat Rekomendasi PSI Nyabup Boyolali Jateng?

Batu komponen itu merupakan potensi candi yang ditemukan di atas permukaan tanah.

Hanya saja, potensi itu masih perlu data pendukung dari dalam tanah.

Penelitian potensi di dalam tanah ini dilakukan sudah dengan menggunakan alat canggih, berupa Ground Penetrating Radar (GPR).

Dengan alat ini, petugas tak perlu lagi menggali tanah di titik-titik untuk mencari kondisi di dalam tanah.

"Dengan alat ini, informasi yang dikeluarkan itu spektrum atau garis-garis. Ketika ada batu akan memberikan informasi garis yang berbeda seperti itu," ujarnya.

Baca juga: Respons DPRD Solo Ada ASN yang Dapat Rekomendasi Nyabup Boyolali Jateng: Sudah Berkegiatan Politik

Tim kemudian akan mengolah data yang diperoleh dari penelitian ini.

Setelah diolah, data itu akan dilakukan analisis.

Dari hasil analisis ini, nantinya tim dapat menyimpulkan dugaan bentuk candi tampir.

"Ketika hasil analisis menunjukkan ada candinya, tentunya akan ditindaklanjuti dengan melakukan ekskavasi," jelasnya.

Meski belum mengetahui secara pasti, pihaknya menduga Candi Tampir ini merupakan peninggalan masa Mataram kuno.

Hal itu terlihat dari corak, batu yang ditemukan pada permukaan.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved