Ancaman Kekeringan saat Musim Kemarau Menanti Wonogiri Jateng, Rp750 Juta Keluar Buat Dropping Air

Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Ancaman kekeringan yang terjadi ketika musim kemarau menanti wilayah Wonogiri.

Anggaran ratusan juta mau tak mau harus disiapkan secara khusus untuk dropping air bersih.

Plt Kepala BPBD Wonogiri, Trias Budiono, mengatakan anggaran yang disiapkan untuk dropping air bersih di wilayah yang kekurangan air bersih sebesar Rp 750 juta.

"Kalau terjadi kekurangan air, Pemkab sudah menyiapkan anggaran droping air bersih Rp 750 juta," jelasnya.

Trias menjelaskan, anggaran sebesar itu bisa untuk menyediakan 3.105 tangki air bersih, dengan volume sekira 5.000 liter per tangki.

Adapun, anggaran itu kemungkinan bisa digunakan mulai Agustus mendatang.

Jika anggaran tidak cukup, kata dia, Pemkab Wonogiri masih mempunyai Biaya Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp 5,5 miliar.

Baca juga: Alasan HUT ke-79 RI di Wonogiri Jateng Digelar Tak Meriah, Banyak Sawah Gagal Panen Hingga Inflasi

Sebelumnya, pihaknya juga telah memetakan potensi bencana kekeringan dengan asumsi kemungkinan terburuk. Ada sejumlah wilayah yang berpotensi terdampak kekeringan saat kemarau.

Berdasarkan data BPBD Wonogiri, ada 44 desa di 14 kecamatan yang rawan terdampak kekeringan, riciannya sebanyak 27.409 jiwa.

Disisi lain, Pemkab Wonogiri sudah mengantisipasi kekeringan secara permanen atau jangka panjang dengan memanfaatkan air dari sungai-sungai bawah tanah.

Atas tindakan itu, ia mengklaim wilayah rawan terdampak kekeringan ketika musim kemarau berangsur-angsur berkurang.

"Misalnya seperti sumber Waru dan Banyutowo untuk wilayah Kecamatan Paranggupito," ujarnya.