Pemicu Geliat Politisi Muda di Solo Raya
Astrid Widayani Akui Gibran Inspirasi Banyak Anak Muda Terjun dan Buka Lebar Ruang Politik Praktis
Salah satu kandidat di Pilkada Solo 2024, Astrid Widayani mengakui sosok Gibran menginspirasi banyak anak muda terjun ke politik.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Wakil Presiden Terpilih yang sebelumnya menjabat Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka baru berusia 36 tahun.
Sosoknya dianggap memiliki banyak keberhasilan dalam membangun kotanya.
Kini Pilkada Solo pun diwarnai banyak kandidat muda bermunculan.
Sebut saja Ketua Bappilu PDIP Her Suprabu, Putri Politisi PDIP Aria Bima Sukma Putri ‘Riri’ Maharani, KGPAA Mangkunegara X, Rektor Unsa Astrid Widayani, Ketua DPD II Golkar Solo Sekar Tandjung, dan masih banyak lagi yang lain.
Salah satu kandidat, Astrid Widayani mengakui sosok Gibran menginspirasi banyak anak muda terjun ke politik.
Ruang-ruang di politik praktis makin terbuka lebar untuk mereka.
“Menurut saya secara pribadi adanya kepemimpinan muda Mas Gibran kini menjadi pemimpin di tingkat nasional, memberikan ruang yang optimis untuk kita semua generasi muda bisa berkontribusi nyata untuk pembangunan bangsa Indonesia. Konteks muda tidak hanya berdasarkan usia saja tapi dari pengalaman dan bagaimana generasi muda bisa relevan melihat perspektif baru kaitannya dengan inovasi perkembangan zaman, perkembangan teknologi,” ungkap Astrid.
Baca juga: Rektor Unsa Astrid Widayani Sebut Gibran Effect Menggema Jelang Pilkada Solo, Picu Politisi Muda?
Baca juga: Mundur dari Wali Kota Solo, Sekar Tandjung Harapkan Karakter dan Semangat Gibran Dicontoh Penerusnya
Namun, politisi muda yang terjun ke dunia politik menemui banyak tantangan.
Salah satunya diremehkan oleh generasi yang lebih senior karena dianggap minim pengalaman.
Astrid sendiri mengaku baru kali ini terjun ke dunia politik. Sebelumnya ia mengalami hal serupa saat terjun ke dunia pendidikan tinggi.
“Saya pribadi masuk di dalam industri pendidikan tinggi mengalami hal yang sama. Menjabat direktur akademi waktu itu saya masih berusia 24 tahun. Jadi ketua yayasan 29 tahun dimana rata-rata senior. Ketika saya menjabat rektor masih di usia 36 tahun,” tuturnya.
Ia pun berusaha membuktikan kemampuannya di hadapan jajaran pimpinan yang lebih senior.
Namun, lebih jauh dari itu ia ingin agar memiliki kontribusi nyata dalam masyarakat.
“Bagi saya ini adalah sebuah ruang anak muda bisa membuktikan fokus kita tidak hanya profesionalitas. Tapi bagaimana menjaga relevansi atau inovasi pendidikan riset selaras dengan masalah yang ada di masyarakat,” jelasnya.
(*)
Geliat Politisi Muda di Solo Raya Dipicu Fenomena Personalisasi Politik ala Keluarga Jokowi? |
![]() |
---|
Rektor Unsa Astrid Widayani Sebut Gibran Effect Menggema Jelang Pilkada Solo, Picu Politisi Muda? |
![]() |
---|
Pasang Badan Hadapi Intoleransi, Gibran Jadi Inspirasi Sekar Tandjung Teruskan Estafet Kepemimpinan |
![]() |
---|
Mundur dari Wali Kota Solo, Sekar Tandjung Harapkan Karakter dan Semangat Gibran Dicontoh Penerusnya |
![]() |
---|
Sekar Tandjung Sebut Gibran Buka Peluang Anak Muda Jajaki Panggung Politik, Termasuk Solo Jateng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.