Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Sosok Mendiang Virgetta, Korban Meninggal karena KDRT di Solo Jateng di Mata Rekan: Orang Baik

Sosok mendiang Virgetta Hayuningsih dikenal sebagia orang baik oleh rekannya. Dia orang yang perhatian dan tidak pernah kasar.

Tribun Bali/Prima
Ilustrasi: Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Virgetta Hayuningsih (42), korban meninggal kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan pelaku Aris Sumanditi (47) pada pertengahan Agustus 2024 lalu menjadi sorotan baru-baru ini.

Hal itu tak lain karena pelaku mengaku naik pitam hingga nekat menganiaya korban sampai mengalami luka-luka dan akhirnya meninggal dunia saat dirawat di rumah sakit.

Dalam jumpa pers di Mapolresta Solo, Senin (2/9/2024) pelaku mengaku tersinggung saat sepulang kerja pada Sabtu (17/8/2024) malam mendapat perlakuan korban saat melempar uang hasil kerjanya hari itu sembari memaki dan meludahinya.

"(Uang disebar) Katanya kurang banyak. Sambil misuh-misuh (memaki). Sama diludahi," ungkap Aris.

Namun hal berbeda diungkap oleh rekan korban, Asti Pristiwadji selama kenal lama dengan korban.

Ia tak pernah mendapati sikap Virgetta yang seperti diungkap oleh suami korban tersebut.

"Saya berkaca dari keseharian. Kita kan teman satu partai ya. Ketika dia sudah tidak aktif di perindo setahu saya baru kenal sama suaminya itu. Tapi selama aktif di perindo, dia sosok yang baik. Nggak kaya gitu sih. Nggak yang seperti itu," tegas Asti saat dihubungi TribunSolo.com, Kamis (5/9/2024).

Asti pun terkejut saat membaca berita-berita terkait pengakuan pelaku yang mengatakan bahwa istrinya lebih dulu membuat dirinya emosi karena perlakuannya sesaat sebelum kejadian KDRT.

Baca juga: 3 Fakta Baru Kasus KDRT Berujung Maut di Solo Jateng, Tak Terima Uang Rp30 Ribu Hasil Kerja Dilempar

Sosok Wakil Sekretaris DPD Perindo Solo itu menegaskan bahwa, Virgetta merupakan sosok yang santun dan sangat perhatian kepada semua orang.

"Jadi kok ketika aku dengar kok kaya gitu ya, itu aku juga merasa nggak percaya. Setahu saya dia itu orang yang nerimo. Jadi nggak yang kaya gitu pokoknya. Dia friendly, entengan kalau dimintai bantuan. Kebetulan dia juga Kepala Rumah Tangga di Perindo," tambah Asti.

Bahkan ketika terakhir bertemu yakni dua pekan sebelum korban menikah dengan pelaku, Asti mengatakan bahwa sikap Virgetta masih tetap sama seperti biasa.

"Kalau terakhir bertemu memang sebelum menikah, setelah menikah saya sudah nggak kontakan. Nggak ada perubahan sih, karena saya terakhir ketemu itu kan tanggal 10 Juli atau 2 minggu sebelum menikah itu ke rumah saya," urainya.

Sementara itu, saat disinggung apakah Asti kenal dengan sosok pelaku atau suami korban.

Asti menegaskan belum pernah bertemu secara langsung.

Tetapi ia mengaku sempat berkomunikasi dengan pelaku melalui sambungan video saat korban bertamu ke rumahnya kala itu.

"Saya juga gak kenal sama suaminya, cuma pernah ditunjukin fotonya dan sempat dia video call waktu di rumah saya. Ditunjukin ke saya 'aku baru di rumah tante Asti ini'. Aku juga sempat bilang 'om, tante Gita main di sini dulu ya. Lama nggak ketemu'. Dia jawab iya mbak, gapapa. Jadi secara tatap muka saya belum pernah ketemu," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved