Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

APBD Tak Sanggup Biayai Operasional BST, Pemkot Solo Berharap Pencabutan Subsidi Dibatalkan

Selama ini Kementerian Perhubungan membiayai operasional dengan skema buying the service (membeli pelayanan) ke pihak ketiga.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Rifatun Nadhiroh
TribunSolo.com/Adi Surya
Bus Batik Solo Trans K1 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kementerian Perhubungan berencana akan mencabut subsidi Batik Solo Trans (BST).

Sekretaris Daerah Kota Solo Budi Murtono menyatakan APBD Kota Solo tak sanggup membiayai operasional BST yang sebelumnya ditanggung APBN tersebut.

“Kalau yang lainnya APBD terus terang masih berat. Kita berharap dari pusat memberi pendanaan,” ungkapnya.

Baca juga: Beroperasi dari Pagi Sampai Malam, Berikut 6 Rute BST Solo 

Pihaknya belum bisa memastikan wacana pencabutan subsidi ini.

Selama ini Kementerian Perhubungan membiayai operasional dengan skema buying the service (membeli pelayanan) ke pihak ketiga.

“Ya kita belum bisa menyampaikan secara pasti (jika dicabut). Subsidi pemerintah selama ini buying the service berjalan sesuai dengan jam yang ditentukan ada atau tidak ada penumpang,” jelasnya.

Namun, jika pencabutan subsidi benar-benar dilakukan, pihaknya akan menghitung bagaimana pendapatan dari BST.

Ia berharap biaya operasional bisa ditutup dari keterisian penumpang.

“Kita akan melihat load factor BST ini. Penumpangnya sudah ada. Sehingga pendapatan dari itu kita berharap bisa digunakan untuk operasional,” jelasnya.

Baca juga: Tok! Pemerintah Sepakat, Program Makan Gratis Prabowo-Gibran Sedot Rp71 Triliun dari APBN 2025

Salah satu opsi yang bisa dilakukan adalah mengatur ulang jam operasional untuk menekan pengeluaran. Pihaknya belum berencana menaikkan tarif.

Tarif BST per April 2024 dikenakan tarif normal sebesar Rp 3.700.

Namun bagi beberapa golongan berhak mendapatkan keringanan tarif BST yaitu hanya dikenakan Rp 2.000.

“Kalau itu nanti belum bisa optimal apakah dimungkinkan pengaturan jam operasionalnya. Belum berpikir ke arah menaikkan tarif,” tuturnya.

Meski berharap masih dibiayai APBN, bukan berarti Pemerintah Kota Solo lepas tangan.

Pihaknya telah mendanai moda transportasi pendukungnya, yakni feeder BST yang melayani 3 koridor.

“Kita sudah menyampaikan permohonan ke Kemenhub agar program BST tetap dibiayai dari APBN. Kita sudah mendanai 3 koridor untuk feeder. Itu bagian dari kontribusi pemerintah daerah,” jelasnya.

Menurutnya, dengan luasnya cakupan masyarakat yang menerima manfaat, pemerintah pusat akan mempertimbangkan untuk membatalkan pencabutan subsidi ini.

Baca juga: Sempat Melarikan ke Gunung Kidul, Pelaku Penusukan Supir Bus BST Solo Akhirnya Menyerahkan Diri

"Program layanan BST cukup memberikan manfaat ke masyarakat. Masyarakat tidak cuma masyarakat Solo. Solo dan sekitarnya,"

"Masak layanan yang memberikan manfaat untuk masyarakat harus kita hentikan programnya. Itu yang kita coba sampaikan ke pusat,” ungkapnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved