Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pilkada Solo 2024

Terlalu Mepet Jadi Alasan KPU Solo Tak Penuhi Tuntutan Tim Paslon 01 soal Panelis Debat Tak Netral

Ketua KPU Kota Solo Yustinus Arya Artheswara mengungkapkan pihaknya tidak bisa memenuhi tuntutan ini karena jadwal yang mepet.

|
TribunSolo.com / Ahmad Syarifudin
Calon Wali Kota Solo Teguh Prakosa saat berjabat tangan dengan Calon Wali Kota Solo Respati Ardi di Harris Hotel. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - PDIP selaku pengusung paslon nomor urut 01 di Pilkada Solo 2024 menuntut salah satu panelis debat publik yakni Prof. Winarti untuk tidak dihadirkan ke arena debat. 

Tuntutan ini diajukan lantaran panelis tersebut dianggap berpotensi tidak netral karena dianggap terafilisiasi dengan paslon nomor urut 2.

Mereka juga menuntut agar pertanyaan yang disusun diganti.

Ketua KPU Kota Solo Yustinus Arya Artheswara mengungkapkan pihaknya tidak bisa memenuhi tuntutan ini karena jadwal yang mepet.

Tuntutan ini dilayangkan pada Senin (18/11/2024) siang. Padahal malamnya sudah dilaksanakan debat publik putaran kedua tersebut.

“Kita kan di hari sebelumnya Minggu kita sudah rapat panelis dan KPU. Kita sudah menyerahkan soal dalam kondisi sudah tersegel untuk diserahkan pada saat akan dimulai debat. Kemudian di hari Senin siang baru surat masuk dari Paslon 01. Secara teknis untuk mengeluarkan pertanyaan dari Bu Win saya rasa kesulitan,” ungkapnya saat dihubungi Selasa (19/11/2024).

Prof. Winarti merupakan istri dari dari dosen Universitas Surakarta (Unsa), Dr. Budiman Widodo yang merupakan bawahan Calon Wakil Wali Kota Solo Nomor 2 Astrid Widayani yang juga menjabat Rektor Unsa.

Hal inilah yang membuat ia dianggap berpotensi tidak netral dalam menjalankan tugasnya.

Baca juga: PDIP Protes Status Panelis Debat Pilkada Tak Netral, KPU Solo Singgung Tandatangan Pakta Integritas

Tuntutan ini muncul menjelang debat putaran kedua. Namun, sebenarnya Prof. Winarti telah dilibatkan sejak debat putaran pertama.

“Dulu di debat pertama sudah menjadi panelis. Di debat kedua juga kita jadikan panelis,” ungkap Arya.

Menurutnya, segala mekanisme yang diperlukan telah dijalani dalam menentukan siapa saja yang terlibat untuk menyusun pertanyaan dalam debat.

“Perumusan tim panelis melewati tahapan FGD. Dari hasil FGD kita menunjuk tim perumus. Salah satunya Prof. Winarti menjadi tim perumus. Dari tim perumus sekaligus tim panelis. Debat pertama berlangsung kita lakukan evaluasi tidak ada masukan sama sekali,” jelasnya.

Nama-nama panelis sempat berganti antara putaran pertama dan kedua. Setelah nama-nama ini diumumkan, tidak ada penolakan dari kedua paslon.

“Debat kedua kita juga melalui mekanisme pemilihan panelis juga. Ada hasil evaluasi debat pertama. Ada 4 panelis lama dan 3 panelis baru. Termasuk Bu Winarti masih kita masukkan. Kita koordinasikan dengan LO. Tidak ada penolakan dari paslon satu dan dua,” terangnya.

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved