Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Status Keluarga Jokowi di PDIP

Jokowi Singgung Partai Perorangan soal Isu Dipecat PDIP, Pengamat Politik Beberkan Maksud Ucapannya

Jokowi mengatakan, pernyataan Hasto justru mencerminkan jika PDIP seolah partai perorangan.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com/Andreas Chris
Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) bersama sang istri, Iriana dan Jan Ethes setelah menyalurkan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 12 Sumber 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (Sekjen PDIP), Hasto Kristiyanto, tegas menyebut jika Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya bukan lagi menjadi bagian partainya.

Ucapan Hasto itu pun direspons oleh Jokowi.

Jokowi mengatakan, pernyataan Hasto justru mencerminkan jika PDIP seolah partai perorangan.

Baca juga: Tak Lagi Jadi Bagian PDIP, Jokowi Didukung Masuk Partai Lain oleh Relawan Jokowi Mania

Menurut Jokowi, pernyataan itu mencerminkan PDIP seakan hanya partai perorangan.

“Ya berarti partainya perorangan. Partainya jadi perorangan,” ujar Jokowi, Kamis (5/12/2024).

Meski demikian, Jokowi tidak menjelaskan apa yang dia maksud partai perorangan.

Dirinya hanya mengulang jawabannya ketika ditanya awak media mengenai arti dari pernyataan itu.

Baca juga: Temui Jokowi di Solo, Wamenker Noel Klaim Presiden ke-7 Masih Dicintai Kawan-kawan Buruh

Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam pun merespons soal pernyataan Jokowi itu.

Dia menyebut ada dua kemungkinan soal pernyataan yang disampaikan Jokowi.

Pertama, Khoirul mengatakan hal itu bisa jadi adalah bentuk ekspresi kepanikan Jokowi.

"Sehingga memberikan respons jawaban yang tampaknya tidak begitu mudah untuk dicerna sehingga kemudian beliau menyatakan partai perorangan." 

"Jadi, bisa saja ini adalah bagian dari slip of the tongue (salah ucap)," ujar Khoirul dalam acara Kompas Petang di Kompas TV, Kamis.

Baca juga: Dihantam Kena Puting Beliung, Puluhan Atap Rumah di Ngriman Klaten Selatan Rusak

Khoirul kemudian menduga alasan kedua, statemen itu adalah ekspresi serangan balik Jokowi kepada PDIP.

"Yang kemudian seolah dianggap sebagai sebuah partai yang berbasis pada personalisasi yang terinstitusionalisasikan ke dalam sebuah partai." 

"Artinya bahwa seolah kelembagaan partai secara utuh, tetapi sebenarnya itu manifestasi dari individu, dari perorangan, yang kemudian dijalankan oleh misalnya Bu Mega (Ketua Umum PDIP) dan juga trah dari Soekarno," tuturnya.

Khoirul menyebut. pernyataan itu menunjukkan bahwa tensi antara Jokowi dan PDIP makin tinggi.

Pasalnya, setelah Pilkada serentak 2024 selesai, praktis tak ada kompetisi politik antara keduanya.

"Maka kemudian tidak akan ada irisan-irisan terutama dari basis pemilih loyal masing-masing yang berpotensi kemudian mengalami shifting (perpindahan)."

"Nah, inilah kenapa kemudian juga bisa kita pahami mengapa Mas Hasto selaku Sekjen PDIP baru begitu clear (jelas) menyatakan positioning (posisi) dari Pak Jokowi yang dianggap sudah tidak lagi menjadi bagian dari keluarga besar PDIP," ungkapnya.

(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved