Kasus PMK di Soloraya
Wabah PMK Merebak di Soloraya, Berikut Sebaran Lokasi dan Angka Kasus, Sragen Tertinggi
Sejumlah kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merebak di kawasan Soloraya, mulai Sragen, Karanganyar, Boyolali, Sukoharjo dan Wonogori.
Penulis: Tribun Network | Editor: Putradi Pamungkas
TRIBUNSOLO.COM - Sejumlah kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merebak di kawasan Soloraya.
Kasus tersebut terjadi di Kabupaten Sragen, Karanganyar, Boyolali, Sukoharjo dan Wonogori.
Berikut adalah jumlah kasus dan sebaran penyakit di kabupaten tersebut.
Karanganyar
Tahun 2025, sapi di Kabupaten Karanganyar terjangkit virus penyakit mulut dan kuku (PMK).
Tercatat dalam data Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertan PP) Kabupaten Karanganyar di tahun 2025, sudah ada puluhan sapi yang harus dipisahkan dari koloninya karena terjangkit PMK.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispertan PP Kabupaten Karanganyar Ida Suyamtiningsih mengatakan pada tahun 2025, ada sekira 26 ekor yang terjangkit PMK.
"Ada 26 sapi yang terjangkit PMK, 25 ekor sakit, dan 1 ekor mati," kata Ida, Jum'at (3/1/2025).
Ida mengatakan sapi yang sakit terjangkit virus PMK ini berada di wilayah Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar
Masing-masing berada Desa Jatirejo, Bakalan, Giriwondo, Jumapolo, Sedayu, dan Paseban.
"Sedangkan sapi yang mati di Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar," ucap Ida.
Boyolali
Kasus kematian sapi akibat penyakit mulut dan kuku (PMK) di Boyolali terus bertambah.
Dari awal Desember 2024 hingga saat ini sudah ada 17 sapi yang mati akibat penyakit yang disebabkan virus itu.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali Lusia Dyah Suciati mengungkapkan kasus PMK di Boyolali kembali melonjak.
Dari 200 ekor sapi yang dilakukan surveilans yang menunjukkan gejala 102 PMK.
"Kemudian laporan sudah mati 17 ekor," kata Lusi, Jumat (3/1/2025).
200 ekor sapi yang disurveilans itu dilaporkan pemilik ternak melalui hotline Disnakkan dan Klinik Kesehatan hewan.
Wonogiri
Dinas Pertanian Wonogiri menyebut ada penurunan aktivitas di pasar hewan buntut temuan ratusan sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) sepanjang tahun 2024.
Kepala Dinas Pertanian Wonogiri, Baroto, mengatakan kasus PMK yang terlaporkan ke Dinas mencapai 310 kasus, dengan rincian 57 ekor mati, 236 disembuhkan, 10 ekor dijual dan 7 ekor dipotong paksa.
Seluruh pasar hewan di Wonogiri ditutup selama tujuh hari imbas kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak yang melonjak.
Bupati Wonogiri, Joko Sutopo mengatakan pihaknya telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Bupati Wonogiri Nomor 014 Tahun 2025 tentang Penutupan Sementara Operasional Pasar Hewan Sapi dan Kambing di Wonogiri.
Dalam SE itu dijelaskan penutupan pasar hewan dilakukan dengan pertimbangan adanya peningkatan kasus PMK di Wonogiri.
Adapun penutupan pasar hewan dimulai pada Jumat (3/1/2025) hingga Kamis (9/1/2025).
Sukoharjo
Sebanyak 164 sapi di Kabupaten Sukoharjo terpapar virus Aphthovirus, atau sering dikenal dengan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Virus yang sangat menular ini, telah menyebabkan satu ekor sapi dilaporkan mati.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Arif Rahmanto mengaku dua minggu terakhir sapi-sapi di Kabupaten Sukoharjo terinfeksi virus PMK.
"Meski begitu, kasus PMK di Kabupaten Sukoharjo relatif rendah dibanding dengan daerah lain. Itu, karena kita sudah melakukan vaksin di setiap peternak sapi di Kabupaten Sukoharjo, sehingga kejadian Kasus PMK nya relatif sedikit dan masih terkendali," terang Arif, Jumat (3/1/2025).
Sementara itu data yang diterima TribunSolo.com dari Distanakan bidang peternakan dan kesehatan hewan, setidaknya ada 164 Sapi yang terpapar PMK.
164 Sapi itu diketahui dari 12 Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo.
"164 Ekor sapi Itu sudah diobati, dan satu sapi lainnya yang terpapar PMK dilaporkan mati," terangnya.
Sragen
Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkiti sapi kembali merebak di Kabupaten Sragen.
Bahkan, sebaran kasus PMK sudah merata ke 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen.
Petugas Medis Veteriner Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Sragen, Ana Margaretha mengatakan total ada 746 kasus PMK di Kabupaten Sragen.
"Hingga Kamis, 2 Januari 2025 pukul 13.00 WIB, total ada 746 kasus, kasus aktif sebanyak 675 kasus, dan terdapat 21 kasus baru," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (2/1/2025).
Lanjutnya, data tersebut berdasarkan laporan yang diterima DKP3 Sragen sejak 26 Desember 2024 lalu.
Ia merinci kasus PMK paling banyak ditemukan di Kecamatan Sukodono dengan 107 kasus.
Kemudian, kecamatan sebelahnya yakni Kecamatan Mondokan ditemukan sebanyak 92 kasus PMK.
Kasus PMK terbanyak setelahnya ditemukan di Kecamatan Gesi dengan 70 kasus, dan Kecamatan Masaran dengan 63 kasus.
Kasus PMK juga ditemukan di Kecamatan Gemolong dan tercatat ada 58 kasus disana.
(*)
Tim Medis Mengaku Dipukuli Polisi di Solo, Saat Antar Pasien di Tengah Kerusuhan Massa |
![]() |
---|
Demo di Kawasan Gladak Solo Ricuh, Patung Ikonik Pahlawan Nasional Slamet Riyadi Ditulisi 'ACAB' |
![]() |
---|
Eskalasi Demo Ojol di Solo Meluas, Massa Bakar Pembatas Jalan di Simpang Gladak |
![]() |
---|
Aparat Paksa Mundur Massa dengan Gas Air Mata, Fasilitas Umum di Kawasan Gladak Solo Rusak Parah |
![]() |
---|
Demo di Solo Ricuh hingga Malam, Massa Terdorong Gas Air Mata di Bundaran Gladak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.