Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Info Kuliner Enak di Solo

5 Kuliner Tradisional Solo Jateng yang Mulai Langka dan Nyaris Punah, Pernah Mencicipi?

Apa saja makanan khas Solo yang mulai langka? Berikut daftarnya dikutip TribunSolo.com dari berbagai sumber:

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TWITTER
Kuliner tradisional khas Solo, jadah blondo yang mulai langka. 

Tahok Pak Citro disajikan dengan sangat sederhana, tapi rasanya bikin nagih.

Serporsi tahok berisi sari kacang kedelai, yang merupakan bahan utama yang bentuknya mirip agar-agar dan siraman kuah rempah.

Kuah ini terbuat dari campuran jahe, daun pandan, daun jeruk, dan beberapa rempah lainnya.

Lokasi : Pasar Gede Solo, Jalan Jend. Urip Sumoharjo, Sudiroprajan, Kec. Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah 57129.

Baca juga: 5 Wisata di Solo Jawa Tengah yang Punya Mitos Terkenal, Cocok Buat Belajar Sejarah dan Budaya

2. Es Kapal

Ilustrasi Es Kapal
Ilustrasi Es Kapal (TribunSolo.com)

 Es Kapal merupakan salah satu kuliner minuman unik yang cukup populer di Kota Solo.

Kuliner ini sudah ada sejak era 1970-an.

Es Kapal sendiri merupakan jenis minuman yang terbuat dari santan yang dicampur dengan serutan es batu, dengan tambahan sedikit garam dan diputar–putar kemudian diberi susu cokelat.

Cara penyajiannya dapat dipilih menggunakan roti tawar atau tanpa roti tawar.

Salah satu penjual es kapal yang cukup populer di Kota Solo yakni Es Kapal Baron Khas Solo terletak di Jalan Bhayangkara No 28, Panularan, Laweyan yang sudah berdiri sejak tahun 1972.

Baca juga: 10 Rekomendasi Tempat Wisata di Sekitar Solo, Cocok untuk Habiskan Sisa Liburanmu

Di tempat ini hanya ada satu rasa yang disajikan yakni Es Kapal rasa cokelat.

Kepopuleran es kapal ini sudah tak diragukan lagi, kios tersebut tak pernah sepi dari pembeli.

Apalagi saat siang hari dan cuaca sedang panas, kursi-kursi di kios tersebut selalu penuh.

Penjual Es Kapal, Widodo menceritakan awal dirinya  dulu berjualan mengunakan alat panggul berkeliling ke rumah-rumah warga selama delapan tahun.

Barulah tahun 1980, menetap berjualan di bawah pohon ringin di perempatan Baron, Solo.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved