Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Makam Butuh Sragen

PENJELASAN Makam Joko Tingkir Ada 2 di Sragen dan Kotagede Jogja, Budayawan Kanjeng Nuky: Persepsi

Kanjeng Nuky pun meyakini makam asli Joko Tingkir berada di Dusun Butuh, Sragen yang dikenal dengan nama Makam Butuh itu.

TRIBUNSOLO.COM/Septiana Ayu
Makam Butuh di Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen 

TRIBUNSOLO.COM - Makam Joko Tingkir diyakini berlokasi di Dusun Butuh, Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah yang kemudian dikenal dengan nama Makam Butuh.

Namun, di Kompleks Makam Raja-raja Mataram di Kotagede, Yogyakarta juga ada tempat disemayamkan mendiang Raja Pajang tersebut, kok bisa?

Menurut Pemerhati Sejarah/Budayawan asal Solo, Kanjeng Nuky ada kisah panjang dibaliknya.

Kanjeng Nuky pun meyakini makam asli Joko Tingkir berada di Dusun Butuh, Sragen yang dikenal dengan nama Makam Butuh itu.

Dusun Butuh di Sragen adalah kampung halaman ibu dari Joko Tingkir.

Mengenai lokasi Makam Joko Tingkir di Kotagede Jogja, ternyata ada penjelasannya.

Baca juga: Wisata Religi Makam Butuh Sragen: Kini Ramai Wisatawan, Teladani Kisah Keberanian Raden Joko Tingkir

"Keberadaan makam Joko Tingkir yang ada di dua tempat, itu dikarenakan memang ada persepsi dari pemahaman, tentang keberadaan makam Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya itu sendiri,"

"Dari cerita atau babad yang saya pelajari, ketika Sultan Hadiwijaya wafat, memang beliau wafat di istana. Dan beliau dimakamkan di Butuh, Sragen, di tempat ibunya berasal,"

"Tapi ada sebuah kisah, dimana ketika Danang Sutawijaya yang bertahta menjadi Panembahan Senopati menjadi penguasa atau raja di Kotagede atau di Mataram Islam, beliau ingin memuliakan ayah angkatnya itu dengan memindahkan makam yang ada di Butuh," ujar Kanjeng Nuky.

Pegiat Budaya Solo, KRMT. L. Nuky Mahendranata Nagoro di makam Sekar Kedhaton di Jalan Sido Mukti Utara 2 di Kampung Tegal Kepuntren, RT 02/V, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo.
Pegiat Budaya Solo, KRMT. L. Nuky Mahendranata Nagoro di makam Sekar Kedhaton di Jalan Sido Mukti Utara 2 di Kampung Tegal Kepuntren, RT 02/V, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo. (TribunSolo.com/Agil Tri)

"Tapi ada sebuah narasi yang unik, beliau memindahkan bukan dari atas, tapi samping makam. Beliau membuat lubang dan mengambil dari samping,"

"Dan itu mungkin bisa dikonotasikan sebagai sebuah perumpamaan hanya mengambil tanah dari yang ada di Butuh, dan kemudian tanah yang ada di Butuh, kemudian dimakamkan di Kotagede, di atas makam atau nantinya makam dari Penembahan Senopati," jelas Kanjeng Nuky.

Lantas apa tujuan anak angkat Joko Tingkir itu ingin makam sang Ayah angkat juga bisa dikenal berada di Kotagede Jogja?

"Dengan harapan, siapapun yang berziarah ke makamnya (makam Danang Sutawijaya) juga menziarahi ayahnya, walaupun hanya ayah angkatnya, tapi yang memuliakan dia karena dialah yang mengangkat dari masyarakat biasa ke lingkungan istana Keraton Pajang,"

Baca juga: Kisah Mitos dan Sejarah Makam Butuh Sragen, Warga Tak Berani Gelar Pertunjukan Wayang dan Klenengan

Lebih lanjut soal keberadaan Makam Joko Tingkir ada di 2 lokasi ini menurut Kanjeng Nuky hanya soal persepsi saja.

"Keberadaan, kenapa ada persepsi 2 makam Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya karena yang satu berada di Butuh, dan kebetulan di Butuh sendiri pada zaman dulu tidak begitu dikenal oleh masyarakat,"

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved