Grebeg Sudiro 2025
Tentang Umbul Mantram, Akulturasi Budaya Jawa dan Tionghoa Minta Keselamatan Jelang Imlek
Sebelum dimulainya acara Grebeg Sudiro di Solo, ada tradisi Umbul Mantram, Apa itu? berikut penjelasannya.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Umbul Mantram yang telah diadakan pada Kamis (16/1/2024) menjadi pembuka untuk memulai rangkaian acara Grebeg Sudiro.
Acara ini merupakan hasil akulturasi antara budaya Jawa dan Tionghoa yang diadakan menjelang Tahun Baru Imlek.
Ketua Panitia Grebeg Sudiro, Arsatya Putra Utama menjelaskan pada dasarnya Umbul Mantram berasal dari kata umbul (menaikkan) dan mantram atau mantra (doa).
Di acara itu masyarakat melafalkan doa untuk keselamatan.
“Umbul mantram adalah wujud doa di awal rangkaian menjelang Grebeg Sudiro berlangsung. Wujud doa kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kelimpahan rahmat dan berkahnya,” terangnya saat dihubungi Sabtu (18/1/2025).
Dalam acara itu dipersembahkan Jodang Lanangan dan Jodang Wadon.
Baca juga: 9 Wisata Gratis di Solo Jawa Tengah untuk Long Weekend Imlek 2025, Bisa Foto Bareng Lampion
Jodang lanangan berisi bahan mentah berupa buah dan sayur.
Sedangkan Jodang Wadon berisi aneka camilan khas Tionghoa.
“Jodang Wadon yang isinya hasil makanan khas. Ada tumbukan, pia-pia, kompya, babat wingko, bakpia yang semuanya menjadi khas,” ungkapnya.
Umbul mantram pertama kali diadakan pada 2013 silam.
Sejak saat itu acara ini selalu diadakan menjadi pembuka rangkaian Grebeg Sudiro.
“Maka Sudiroprajan memiliki potensi hasil bumi yang melimpah. Awal kita hanya karnaval budaya. Kita berimprovisasi kita tambahkan bazaar, perahu, kita tambahkan umbul mantram yang menjadi prosesi awal. Umbul Mantram diadakan sejak 2013. Sempat berhenti 2021-2022 karena ada pandemi,” jelasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.