Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kasus DBD di Sukoharjo

Ancaman DBD di Musim Penghujan Sasar Sukoharjo, Sudah Ada yang Meninggal, Kenali Gejalanya!

Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi salah satu penyakit yang perlu diwaspadai. Terutama saat musim penghujan. 

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
KASUS DBD DI SUKOHARJO. Ilustrasi pasien Demam Berdarah Dengue (DBD). Sebanyak 562 warga Kabupaten Sukoharjo diketahui terpapar Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang periode Januari hingga Desember 2024. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi salah satu penyakit yang perlu diwaspadai. Terutama saat musim penghujan. 

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. 

Penting bagi masyarakat untuk mengenali tanda-tanda DBD agar penanganan dapat dilakukan sejak dini.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu mengatakan penangan yang baik dalam kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) ini yakni Pemusnahan Sarang Nyamuk (PSN).

KASUS DBD DI SUKOHARJO. Ilustrasi fogging di sekitar tempat tinggal bocah 12 tahun yang meninggal dunia karena terjangkit DBD di Sragen, Kamis (1/2/2024) lalu. Sebanyak 562 warga Kabupaten Sukoharjo diketahui terpapar Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang periode Januari hingga Desember 2024.
KASUS DBD DI SUKOHARJO. Ilustrasi fogging di sekitar tempat tinggal bocah 12 tahun yang meninggal dunia karena terjangkit DBD di Sragen, Kamis (1/2/2024) lalu. Sebanyak 562 warga Kabupaten Sukoharjo diketahui terpapar Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang periode Januari hingga Desember 2024. (TribunSolo.com / Istimewa)

"Menurut saya Pemusnahan Sarang Nyamuk (PSN) lebih efektif daripada sudah terkena demam baru periksa," kata Tuti, Selasa (28/1/2025).

Meski demikian, Tuti menyebutkan beberapa tanda-tanda apabila terpapar Demam Berdarah Dengue (DBD)

"Tanda-tandanya saya sebutkan yang lebih sederhana, yang pertama demam tinggi tidak teratur kadang naik kadang turun, kehilangan selera makan, mual atau muntah, kemudian bintik merah paling parah bisa menimbulkan pendarahan dalam hal ini mimisan," terangnya. 

Antisipasi ini guna mengurangi angka kematian dalam kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) khususnya di Kabupaten Sukoharjo. 

Baca juga: Sepanjang 2024, Sebanyak 562 Warga Sukoharjo Terpapar DBD, 9 Orang di Antaranya Meninggal Dunia

Diberitakan sebelumnya, 15 warga tercatat terpapar Demam Berdarah Dengue (DBD) di awal tahun 2025.

Dari 15 warga tersebut 1 warga Kecamatan Grogol dinyatakan meninggal dunia setelah terpapar Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kemudian pada tahun 2024, periode Januari hingga Desember 2024, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mencapai 562. 

Dari 562 warga yang terpapar, 9 warga di antaranya meninggal dunia.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved