Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kasus DBD di Sukoharjo

Awal Tahun 2025, 15 Warga Sukoharjo Terpapar DBD, 1 Orang di Antaranya Meninggal Dunia

Apabila dibandingkan dengan bulan Januari tahun 2024 silam, kasus DBD di awal tahun 2024 dan 2025 mengalami penurunan.

|
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
KASUS DBD Sukoharjo : Ilustrasi pasien Demam Berdarah Dengue (DBD). 15 warga tercatat terpapar Demam Berdarah Dengue (DBD) di awal tahun 2025.  

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu membeberkan 15 warga tercatat terpapar Demam Berdarah Dengue (DBD) di awal tahun 2025. 

Apabila dibandingkan dengan bulan Januari tahun 2024 silam, kasus DBD di awal tahun 2024 dan 2025 mengalami penurunan.

Kala itu, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo mencatat ada 21 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Awal tahun 2025 ini, di masing-masing kecamatan secara total di Kabupaten Sukoharjo ada 15 kasus DBD dengan satu kematian," terangnya kepada TribunSolo.com, Selasa (28/1/2025).

Ilustrasi. Fogging cegah demam berdarah
Ilustrasi. Fogging cegah demam berdarah (TRIBUNSOLO.COM)

Lebih lanjut, Tuti menyebut dari 15 Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) diantaranya, Kecamatan Weru satu kasus.

Kemudian, Kecamatan Nguter tiga kasus, Kecamatan Tawangsari tiga kasus, Kecamatan Polokarto Tiga, Kecamatan Grogol empat kasus dan, Kecamatan Baki satu kasus.

"Satu kasus meninggal dunia di Kecamatan Grogol, orang dewasa," paparnya.

Baca juga: Sepanjang 2024, Sebanyak 562 Warga Sukoharjo Terpapar DBD, 9 Orang di Antaranya Meninggal Dunia

Sementara itu, pada periode Januari hingga Desember 2024, apabila ditotal secara kumulatif.

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) ada 562 kasus, 9 diantaranya meninggal dunia.

Meski demikian, sebagai Dinas Kesehatan ia mengaku tidak ada pengaruhnya antara penurun dan kenaikan.

Menurutnya, mewaspadai serangan Demam Berdarah Dengue (DBD)  itu merupakan hal yang mutlak.

"Karena kalau kita lengah, namanya nyamuk produksi terus. Imbauan saya ke masyarakat itu ya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). PSN ini seharusnya dijadikan budaya mandiri di rumah masing-masing, mungkin seminggu sekali," paparnya.

Ia menambahkan terus menggencarkan Sosialisasi, hal itu mengingat musim hujan seperti ini banyak sekali Sarang Nyamuk di rumah-rumah pribadi. 

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved