Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Maling SD Negeri di Sragen Minta Maaf

SD Negeri di Sragen Disatroni Maling, Pencuri Tinggalkan Permintaan Maaf Lengkap dengan Tanda Tangan

Unik, si maling meninggalkan pesan permintaan maaf di papan informasi yang berada di dalam kantor guru SDN Guworejo 3.

|

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - SDN Guworejo 3 di Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen jadi sasaran pencurian.

Uniknya, si maling meninggalkan pesan permintaan maaf di papan informasi yang berada di dalam kantor guru SDN Guworejo 3.

Pesan itu bertuliskan "Maaf Pa, Bu Jika saya telah mencuri di sekolah ini. saya sedang butuh uang".

Tak hanya itu, si maling ini juga meninggalkan tanda tangan di akhir kalimat pesan permintaan maaf tersebut.

Hingga Selasa (4/2/2025), pesan tersebut masih ada, dan belum dihapus.

Kepala Sekolah SDN Guworejo 3, Ary Prakoso memperlihatkan tulisan permintaan maaf dari pencuri.
MALING TINGGALKAN PERMINTAAN MAAF. Kepala Sekolah SDN Guworejo 3, Ary Prakoso memperlihatkan tulisan permintaan maaf dari pencuri di SDN Guworejo 3, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Selasa (4/2/2025). Sekolah ini disantroni maling pada Kamis (30/1/2025) lalu.

Kepala Sekolah SDN Guworejo 3, Ary Prakoso mengatakan sekolahnya disantroni maling pada Kamis (30/1/2025) lalu.

"Ya, meninggalkan tulisan di papan itu, menuliskan maaf karena mencuri, butuh uang, dan ditandatangani, ada tanda tangannya," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (4/2/2025).

Awalnya yang mengetahui sekolahnya kemalingan adalah penjaga sekolah.

Pada pagi harinya, penjaga sekolah datang untuk membersihkan lingkungan sekolah.

Setelahnya, istri penjaga sekolah yang juga pemilik kantin ingin membuka kantinnya.

Baca juga: Alasan Pengecer Gas Elpiji 3 Kg di Sragen Keberatan Diminta Daftar jadi Pangkalan : Tak Punya Modal

Saat itu, istri penjaga sekolah curiga karena meja yang ada di kantin hilang.

"Dilihat bangku sudah tersandar di tembok (dekat kamar mandi), saat mau mengambil itulah, baru tahu pintu belakang (kantor guru) sudah terbuka," jelasnya.

Menurutnya, ada beberapa peralatan elektronik yang hilang.

"Yang diambil speaker portable, amplifier, toa, mikrofon, printer, CPU, estimasi kerugian Rp 8.000.000 - Rp 10.000.000," pungkasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved