Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sejarah Boyolali

Asal-usul Boyolali yang Kini jadi Kabupaten: Meskipun Ada Unsur Boyo, Tak Ada Kaitannya dengan Buaya

Walaupun ada unsur boyo, nama Boyolali tak ada hubungannya dengan buaya.

|
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tribunsolo.com/Tri Widodo
IKON KABUPATEN BOYOLALI- Simpang Lima Boyolali yang menjadi salah satu tempat ikonik Boyolali, Sabtu (31/12/2022). Artikel berikut mengupas sejarah nama Boyolali. (Tribunsolo.com/Tri Widodo) 

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Kabupaten Boyolali adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah.

Boyolali terletak sekitar 25 km sebelah barat Kota Surakarta.

Pada pertengahan 2024, jumlah penduduk kabupaten Boyolali sebanyak 1.110.346 jiwa.

Baca juga: Ngabuburit Unik, 300 Santri di Boyolali Ngaji di Alam Terbuka, Menunggu Adzan di Bawah Pohon Durian 

Walaupun ada unsur "boyo", nama Boyolali tak ada hubungannya dengan buaya.

Justru Boyolali ini sejak dulu kala sudah identik dengan sapi dan susu.

Asal nama Boyolali konon diambil dari perjalanan Kyai Ageng Pandanarang XVI bersama istri dan anaknya.

PATUNG SAPI BOYOLALI - Gedung Lembu Suro di kompleks Terpadu Perkantoran Kabupaten Boyolali di Kemiri, Mojosongo, Maret 2016.
PATUNG SAPI BOYOLALI - Gedung Lembu Suro di kompleks Terpadu Perkantoran Kabupaten Boyolali di Kemiri, Mojosongo, Maret 2016. (TribunSolo.com)

Sementara asal muasal nama Boyolali erat kaitannya dengan kisah Kyai Ageng Pandanarang pada abad XVI. 

Baca juga: Kenapa Sukoharjo Dijuluki Kota Jamu? Begini Asal Usulnya, Ada Peran Perantau dari Nguter

Saat itu, Ki Ageng Pandanarang atau yang lebih dikenal Tumenggung Notoprojo diutus oleh Sunan Kalijaga untuk menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat, Klaten untuk syiar agama Islam.

Ki Ageng pun pergi bersama istri dan anaknya. 

Dalam perjalanannya dari Semarang menuju Klaten, Ki Ageng banyak melewati rintangan dan batu sandungan. 

Ki Ageng saat itu berjalan cukup jauh, tak sadar jika anak dan istrinya tertinggal di belakang.

Baca juga: Sejarah Tengkleng Khas Solo yang Punya Kisah Pilu, Dulu Dikenal Makanannya Wong Cilik

Perjalanan pun dilanjutkan hingga sampailah mereka di suatu tempat yang ada banyak pohon bambu kuning atau bambu ampel.

Dalam menempuh perjalanan ini, Ki Ageng semakin meninggalkan anak dan istrinya di belakang. 

Ki Ageng sembari menunggau anak istrinya pun beristirahat lebih dulu di sebuah batu besar.

Setelah berhasil menyusul Ki Ageng, Nyi Ageng berkata kepada suaminya, "Kyai, baya wis lali, teka ninggal bae". 

Arti kalimat tersebut adalah "Kyai, kelihatannya lupa ya sampai-sampai meninggalkan". 

Dari kata Nyai Ageng tersebut kemudian daerah tersebut diberi nama Bayalali atau Boyolali

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved