Fakta Menarik Tentang Solo
Sejarah Angkringan atau Wedangan, Bukan dari Solo dan Jogja, Pencetusnya Justru Orang Klaten
Angkringan adalah kedai makanan berbentuk gerobak yang khas dengan santapan nasi kucing dan aneka lauk pauk.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
"Alasannya karena ayahnya meninggal dunia, sebagai sulung dari empat bersaudara Mbah Karso merasa bertanggung jawab untuk menghidupi keluarganya," ungkap Suwarna kepada Kompas.com, Minggu (30/08/2020).
Sesampainya di Solo, Mbah Karso bertemu dengan Mbah Wiryo.
Pertemuan tersebut merupakan awal dari sejarah angkringan.
Pada tahun 1943, mereka berdua berjualan makanan terikan, sejenis makanan khas Jawa Tengah dengan kuah kental dengan lauk tempe atau daging yang dijajakan dengan pikulan tumbu.
Baca juga: 7 Rekomendasi Kuliner Malam di Solo Jateng untuk Buka Puasa: Ada Nasi, Olahan Daging, hingga Seafood
Kemudian Mbah Karso memiliki ide untuk menambah minuman pada dagangannya, dan kemudian memodifikasi pikulan tumbu yang dibawanya.
Bagian depan kemudian digunakan untuk menaruh makanan, sementara bagian belakang digunakan untuk menempatkan ceret minuman.
Setelah itu, Mbah Karso juga turut mengajak warga desanya untuk turut berjualan dengan pikulan seperti yang ia lakukan.
Dari Hik menjadi Angkringan
Tak hanya sejarah kemunculannya, asal-usul nama angkringan juga menarik untuk ditelusuri.
Sebelum disebut dengan angkringan, cara berdagang Mbah Karso di Solo dikenal dengan sebutan hik.
Mengenai asal-usul istilah hik tersebut belum dapat dipastikan karena memiliki beragam versi.
"Ada yang menduga dari cara penjualnya menjajakannya dengan sahutan 'Hiyeek!'. Ada yang bilang pembelinya sendawa seperti itu. Versi lainnya saat penjual tersandung mengatakan 'hiyek!'. Jadi tidak pasti asal kata 'hik' itu," ungkap Suwarna.
Kepopuleran warung hik di Solo pada 1940-an akhirnya juga merambah ke Yogyakarta pada 1950-an.
Saat masuk ke Yogyakarta itulah nama angkringan lahir.
Baca juga: Loyalitas dan Totalitas Fans OM Lorenza, Kostum Jahit Sendiri, Berangkat Nonton Naik Sepur Kelinci
Ada yang menyebut istilah angkringan didapatkan karena masyarakat yang datang biasanya makan sambil duduk methangkring atau mengangkat salah satu kakinya di bangku.

Sejarah Batik Mahkota Laweyan Solo, Berdiri Sejak 1956 Penerus Batik Puspowidjoto |
![]() |
---|
Ada Bekas Kamar Bung Karno di Loji Gandrung Rumah Dinas Wali Kota Solo, Konon Ada Kisah Mistisnya |
![]() |
---|
Sejarah Tari Gambyong, Tarian Asal Solo yang Biasa untuk Pembukaan Acara, Berawal dari Mangkunegaran |
![]() |
---|
Sejarah SDN Bromantakan, Sekolah Dasar Negeri Pertama yang Berdiri di Kota Solo Dibangun Tahun 1912 |
![]() |
---|
Asal Usul Balai Soedjatmoko Solo yang Erat dengan Toko Buku Gramedia Solo, Bekas Rumah Dinas Dokter |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.