Fakta Menarik Tentang Solo
Sejarah SDN Bromantakan, Sekolah Dasar Negeri Pertama yang Berdiri di Kota Solo Dibangun Tahun 1912
Dari segi arsitektur, bangunan SDN Bromantakan masih mempertahankan gaya khas kolonial Belanda.
Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Di kawasan Ngarsopuro, tepatnya di Jl. Diponegoro No. 46, Banjarsari, Surakarta, berdiri sebuah bangunan tua yang menyimpan jejak panjang sejarah pendidikan di Solo.
Bangunan ini kini dikenal sebagai SD Negeri Bromantakan 56, namun dulunya merupakan salah satu tonggak penting lahirnya sekolah dasar bagi pribumi di wilayah Surakarta.
Bangunan tersebut pertama kali didirikan pada tahun 1912 atas prakarsa Adipati Arya Mangkunegara VI, penguasa Kadipaten Mangkunegaran yang dikenal memiliki kepedulian besar terhadap dunia pendidikan.
Baca juga: Asal Usul Balai Soedjatmoko Solo yang Erat dengan Toko Buku Gramedia Solo, Bekas Rumah Dinas Dokter
Saat itu, ia mendirikan sekolah dasar untuk pribumi dengan nama Siswo (sekolah putra) dan Sisworini (sekolah putri).
Kedua sekolah ini bukan diperuntukkan bagi kalangan bangsawan, melainkan bagi rakyat pribumi agar mereka juga memperoleh kesempatan belajar.
Awalnya, sekolah Siswo menempati bagian timur Pura Mangkunegaran, tepatnya di lingkungan Panti Putra, sementara Sisworini berada di halaman cepuri bagian belakang Pura Mangkunegaran.
Seiring waktu, kebutuhan ruang belajar semakin besar.
Pada tahun 1914, sekolah Siswo berkembang menjadi Hollands Inlandsche School (HIS) dengan nama Mangkoenegaransche School, dan murid-muridnya juga menempati bangunan di depan Pura Mangkunegaran.
Perjalanan panjang bangunan ini terus berlanjut.
Pada 1 Juli 1927, berdiri Van Deventer School, sebuah sekolah menengah putri yang turut memperluas fungsi bangunan.
Baca juga: Asal Usul Cepogo Boyolali, Berawal dari Pesatnya Industri Kerajinan Logam di Desa Tumang
Sejak tahun 1927 hingga 1942, gedung tersebut resmi digunakan untuk Van Deventer School dan menempati area di sebelah barat Pura Mangkunegaran.
Masa pendudukan Jepang pada dekade 1940-an membuat bangunan ini beralih fungsi sebagai markas militer.
Begitu pula ketika terjadi agresi militer Belanda II pada 20 Desember 1948, gedung tersebut sempat dijadikan asrama tentara Belanda.
Setelah masa perang usai, pada tahun 1950, sekolah HIS Siswo bertransformasi menjadi SMP Negeri 5 Surakarta.
Baru kemudian, gedung bersejarah ini kembali difungsikan sebagai SD Negeri Bromantakan yang masih digunakan hingga saat ini.
Asal Usul Balai Soedjatmoko Solo yang Erat dengan Toko Buku Gramedia Solo, Bekas Rumah Dinas Dokter |
![]() |
---|
Sejarah Makam Mbah Precet atau Ki Precet di Sriwedari Solo, Sosok Pahlawan Legendaris dari Surakarta |
![]() |
---|
Sejarah Sasana Mulya Solo yang Telah Berdiri Sejak Pemerintahan Pakubuwono IV |
![]() |
---|
Menilik Sejarah Kisah Berdirinya Museum Tumurun di Solo, Ada Mobil Kesayangan Pendiri Sritex |
![]() |
---|
Sejarah Pasar Kembang Solo, Pusat Jual Beli Bunga di Kota Solo yang Berdiri Sejak Tahun 1967 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.