Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner di Solo

Asal Usul Tahok Minumas Khas Solo yang Mulai Langka, Dulu Hanya Dikonsumsi Masyarakat Tionghoa

Dahulu, tahok hanya dikonsumsi oleh masyarakat Tionghoa yang tinggal di Jawa. Seiring berjalannya waktu, tahok pun mulai digemari oleh masyarakat Jawa

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TribunWow.com
MINUMAN KHAS SOLO - Wedang Tahok di Warung 'Wedangan Sik' milik Bu Halim. 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Tahok, minuman tradisional yang dikenal di Kota Solo, memiliki sejarah panjang yang terkait dengan budaya Tionghoa dan masyarakat Jawa.

Makanan ini mulai dikenal pada tahun 50-an, namun pada masa itu belum banyak dikenal oleh masyarakat Jawa. 

Dahulu, tahok hanya dikonsumsi oleh masyarakat Tionghoa yang tinggal di Jawa.

Seiring berjalannya waktu, tahok pun mulai digemari oleh masyarakat Jawa hingga akhirnya dikenal sebagai salah satu kuliner khas Solo yang tidak dapat dipisahkan dari kota tersebut.

Baca juga: Tahok, Minumas Khas Solo Jateng yang Mulai Langka Padahal Banyak Manfaatnya untuk Kesahatan

Asal Usul Tahok 

Sejarah keberadaan tahok di Solo kemungkinan besar bersamaan dengan kedatangan orang-orang Tionghoa yang menjadi pelarian setelah terjadi kerusuhan etnis di Batavia pada tahun 1740.

Mereka kemudian menetap di Kartasura, sebuah kota yang berada tidak jauh dari Solo.

Masyarakat Tionghoa yang datang tersebut diterima baik oleh Paku Buwono II (PB II), yang kala itu memerintah.

Pada masa tersebut, pelarian-pelarian ini dimanfaatkan oleh PB II untuk melawan VOC, meskipun pada akhirnya orang-orang Tionghoa berbalik menyerang PB II dalam peristiwa yang dikenal dengan nama Geger Pecinan di Kartasura pada tahun 1742.

Makanan tahok sendiri dipercaya memiliki hubungan dengan masyarakat Tionghoa yang telah lama mengenalnya.

Nama "Tahok" berasal dari suku kata "Tao" atau "Teu" yang berarti kacang kedelai, dan "Hoa" atau "Hu" yang berarti lumat.

Namun, karena orang Jawa kesulitan mengucapkannya, maka mereka lebih sering menyebutnya dengan sebutan "Tahok".

Komposisi dan Ciri Khas Tahok

Tahok terbuat dari kacang kedelai yang dilumatkan. Sekilas, bentuknya mirip dengan puding atau bubur sumsum.

Namun, tahok lebih dikenal sebagai makanan yang terbuat dari sari kedelai yang dibuat lebih kental dan diberi kuah manis.

Kuah tersebut terbuat dari gula merah, daun pandan, daun sereh, dan jahe yang memberikan rasa hangat dan khas pada makanan ini.

Tahok juga dikenal memiliki banyak manfaat.

 Selain memberikan rasa kenyang, tahok memiliki kemampuan untuk menghangatkan tubuh dan mengobati masuk angin.

Makanan ini bahkan dipercaya baik untuk ibu hamil, karena dipercaya dapat membuat kulit bayi menjadi putih dan bersih, serta membantu melancarkan proses persalinan.

Perkembangan Tahok di Solo 

Tahok mulai menjadi bagian dari budaya kuliner Solo dan dikenal sebagai salah satu hidangan yang bisa dinikmati saat perayaan Imlek, bahkan termasuk dalam kategori makanan halal yang bisa dinikmati oleh semua kalangan.

Meskipun kini tahok sudah menjadi makanan yang populer di Solo, sayangnya jumlah penjual tahok semakin sedikit dan sulit ditemukan.

 Hal ini disebabkan oleh berkurangnya minat penjual untuk melanjutkan tradisi kuliner ini.

Namun, bagi Anda yang ingin mencoba tahok, masih ada beberapa tempat di Solo yang menjualnya.

Anda bisa menemui penjual tahok di utara Jembatan Loji Wetan atau di selatan Pasar Gedhe.

Salah satu penjual tahok yang cukup populer adalah Tahok Pak Citro, yang terletak di Jl. Suryopranoto No.21, Kepatihan Wetan, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Tahok Pak Citro dikenal sebagai salah satu spot yang menyajikan tahok legendaris yang patut dicicipi.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved