Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner di Solo

Asal Usul Tenongan, Pedagang Jajanan Pasar yang Digemari Banyak Orang

Tenong sendiri adalah wadah yang terdiri dari tiga susun berbentuk bulat berpenutup, besar dan terbuat dari bambu.

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TribunSolo.com/Eka Fitriani
ILUSTRASI JAJANAN PASAR - Berbagai jenis jajanan pasar di Pernikahan Tradisional The Sunan Hotel Solo, Rabu(27/10/2016) 

TRIBUNSOLO.COM - Tenongan merupakan istilah yang digunakan untuk pedagang jajanan pasar.

Beberapa tahun silam, tenongan identik dengan ibu-ibu yang menjual jajanan pasar dengan cara berkeliling.

Menurut laman Pemkot Solo, tenongan merupakan sebutan untuk jenis pedagang makanan keliling yang menggunakan tenong sebagai tempat dagangannya.

Tenong sendiri adalah wadah yang terdiri dari tiga susun berbentuk bulat berpenutup, besar dan terbuat dari bambu.

Tak heran jika penjual tenongan biasanya membawa wadah yang cukup tinggi untuk membawa dangan.

Baca juga: Asal Usul Lenjongan, Jajanan Pasar Khas Solo yang Konon Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan Belanda

Usut punya usut, ternyata asla usul tenongan ini cukup unik.

Mengutip dari laman Kementerian Luar Negeri, konon, penjual tenongan muncul pada era kolonial Belanda.

Dimulai oleh pedagang Tiong Hoa yang menjajakan bakpau.

Lambat laun ragam snoepen pun berkembang.

Dalam bahasa Belanda, snoepen adalah kudapan teman minum teh atau kopi.

Penjual tenongan ini satu rumpun dengan penjual bakso, es potong, mie ayam.

Mereka sama-sama berjualan dengan berjalan kaki, meskipun menggunakan gerobak dorong yang sedikit berbeda.

Penjual tenongan ini tanpa modal.

Baca juga: Sejarah Dibangunnya Rumah Atsiri di Tawangmangu, Salah Satu Destinasi Wisata Populer Karanganyar

Mereka mengambil barang dari keluarga Tionghoa sebagai produsen dengan sistem kepercayaan.

Kemudian mereka mengedarkan dan hasil penjualan ini nantinya dibayarkan setelah mereka ambil untung.

Saat ini pedagang tenongan yang berkeliling mungkin sudah jarang ditemui atau bahkan tidak ada.

Sebagai gantinya, mereka berdagang dengan membuka stand di pinggir jalan.

(Sajian Sedap)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved