Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner Klaten

Apa itu Kepelan, Camilan Khas Klaten yang Wajib Dicoba, Mengapa Disebut Kepelan?

Bagi yang ingin merasakan langsung kelezatan kepelan, bisa mampir ke Dukuh Ciro, Desa Keden, Kecamatan Pedan

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM/IBNU DWI TAMTOMO
Menu kepelan Mbah Suwarni, di Dukuh Ciro, Desa Keden, Kecamatan Pedan, Selasa (26/7/2022). 

TRIBUNSOLO.COM - Klaten, sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, terkenal dengan berbagai kuliner khas yang menggugah selera.

Namun, jika Anda berkunjung ke Klaten, rasanya kurang lengkap jika belum mencoba salah satu jajanan unik yang menjadi ciri khas daerah ini: Kepelan, atau yang lebih dikenal dengan nama Kepel.

Baca juga: Kacang Mete Khas Wonogiri: Camilan Wajib yang Diburu Pembeli Menjelang Lebaran

Kepelan adalah camilan khas dari Desa Keden, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. Makanan ini menjadi salah satu sajian yang banyak digemari oleh warga lokal maupun wisatawan.

 Kepelan memiliki bentuk yang sederhana namun rasanya begitu menggoda, dengan tekstur yang renyah dan gurih.

Bahan dan Cara Pembuatan Kepelan

Bahan dasar untuk membuat kepelan terbilang sangat sederhana. Hanya terdiri dari tepung terigu, bawang merah, bawang putih, garam, air, dan sedikit penyedap rasa.

Bahan-bahan tersebut dicampur hingga membentuk adonan, yang kemudian dibentuk dengan cara dipadatkan menggunakan tangan—proses inilah yang menjadi asal-usul nama "kepelan" (dalam bahasa Indonesia berarti kepalan tangan).

Proses pembuatan yang sederhana ini ternyata sudah dilakukan oleh Suwarni, salah satu penjual kepelan terkenal di Desa Keden, sejak lebih dari 37 tahun yang lalu.

Suwarni mengenang, dahulu ia berjualan di Pasar Klepu, Kecamatan Ceper selama 15 tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk berjualan di rumah setelah memiliki anak.

“Dulu waktu rumah saya masih dari bilik bambu, saya bisa menghabiskan 25 sak tepung terigu, itu sekitar dua setengah kwintal, pada sekitar tahun 2000-an,” kenang Suwarni.

Kini, Suwarni hanya bisa menghabiskan sekitar 25 kilogram tepung terigu setiap hari, tetapi meski jumlahnya berkurang, kepelan yang dihasilkannya tetap menjadi favorit.

Baca juga: Semprongan, Camilan Khas Klaten yang Laris Manis di Momen Ramadan dan Lebaran Idulfitri

Kepelan adalah camilan yang bisa dinikmati kapan saja sepanjang hari.

Biasanya, kepelan disantap dengan minuman hangat seperti teh atau kopi. Makanan ini akan lebih nikmat jika dinikmati dalam keadaan hangat, ditambah dengan cocolan saus.

Saus yang biasa digunakan untuk menyantap kepelan antara lain saus sambal, saus tomat, saus kacang, atau bisa disesuaikan dengan selera masing-masing.

Bagi yang ingin merasakan langsung kelezatan kepelan, bisa mampir ke Dukuh Ciro, Desa Keden, Kecamatan Pedan, tempat di mana Mbah Suwarni menjual kepelannya.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved