Sejarah Kuliner Legendaris
Sejarah Putu Ayu, Jajanan Pasar Populer di Solo, Diyakini sebagai Warisan Masyarakat Jawa Kuno
Kue mungil yang berwarna hijau dan putih ini dikenal memiliki tekstur lembut dan rasa yang manis, dengan aroma khas pandan yang memikat.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Eks Keresidenan Surakarta atau Solo Raya memiliki aneka ragam kuliner legendaris.
Salah satu jenis jajanan pasar yang populer di Solo bernama Putu Ayu.
Kue mungil yang berwarna hijau dan putih ini dikenal memiliki tekstur lembut dan rasa yang manis, dengan aroma khas pandan yang memikat.
Baca juga: Sejarah Ampyang, Camilan Tradisional yang Jadi Oleh-oleh Khas Solo yang Tahan Lama Hampir Sebulan
Putu Ayu bukan hanya sekadar makanan penutup, tetapi juga membawa cerita sejarah dan nilai budaya yang mendalam, serta menjadi bagian dari tradisi kuliner Indonesia, khususnya di daerah Jawa.
Asal Usul dan Makna Nama Putu Ayu
Meski tidak ada catatan sejarah yang pasti mengenai asal-usul kue ini, Putu Ayu diyakini telah ada sejak lama di kalangan masyarakat Jawa.
Nama "Putu" berasal dari kata dalam bahasa Jawa yang berarti adonan tepung beras yang dikukus, sementara "Ayu" berarti cantik atau manis.
Nama ini mencerminkan penampilan dan rasa kue yang lembut dan memikat, serta menggambarkan keanggunan cita rasa tradisional yang tetap terjaga hingga saat ini.
Baca juga: Sejarah Apem, Kue Tradisional yang Legendaris di Solo Raya, Punya Filosofi Mendalam
Putu Ayu memiliki lapisan atas yang putih, lembut, dan manis, dengan sentuhan kelapa parut di atasnya.
Selain rasanya yang khas, kue ini juga memiliki tampilan yang cantik, menjadikannya pilihan tepat untuk berbagai acara atau sebagai hidangan ringan dalam tradisi bersilaturahmi di rumah-rumah Indonesia.
Kue Putu Ayu sebagai Simbol Keramahan
Lebih dari sekadar kue, Putu Ayu juga mencerminkan nilai-nilai budaya Indonesia, terutama keramahan dan kehangatan dalam menyambut tamu.
Penyajiannya yang cantik dan rasanya yang lembut melambangkan sikap ramah tamah yang sering terlihat dalam tradisi Indonesia, di mana tamu dihormati dan diberikan hidangan terbaik.
Setiap gigitan Putu Ayu bukan hanya menawarkan kelezatan, tetapi juga menyimpan filosofi budaya yang menekankan pentingnya hubungan sosial yang hangat antar sesama.
Baca juga: Sejarah Arem-arem, Jajanan Pasar yang Populer di Solo Raya, Ternyata Aslinya dari Kebumen
Bahan dan Proses Pembuatan
Salah satu daya tarik dari Putu Ayu adalah kesederhanaan bahan yang digunakan untuk membuatnya.
Bahan-bahan utama yang digunakan meliputi tepung terigu, gula, santan, telur, pandan, dan air daun pandan.
Semua bahan ini tersedia dengan mudah di pasar tradisional, yang membuat Putu Ayu menjadi jajanan yang tidak hanya enak, tetapi juga mudah dibuat.
Proses pembuatan Putu Ayu cukup sederhana namun memerlukan ketelatenan.
Langkah pertama adalah mencampurkan tepung terigu, gula, dan santan hingga membentuk adonan yang kental.
Setelah itu, adonan ini dituangkan ke dalam cetakan kue berbentuk bulat dengan lubang di tengahnya.
Baca juga: Sejarah Pabrik Gula Gondang Winangoen Klaten yang jadi Lokasi Syuting Film Pabrik Gula
Cetakan yang digunakan untuk membuat Putu Ayu biasanya berbentuk khas, yang memberikan karakteristik unik pada kue ini.
Setelah adonan siap, cetakan diletakkan di atas panci berisi air mendidih.
Proses pengukusan ini memungkinkan uap air untuk masuk ke dalam cetakan, mengukus adonan hingga matang.
Selama proses pengukusan, aroma pandan yang harum akan menyelubungi kue, memberikan rasa khas yang sangat menggugah selera.
Sebagai jajanan tradisional yang sederhana namun lezat, Putu Ayu tetap menjadi favorit di banyak rumah tangga Indonesia.
Meskipun berbagai jenis kue dan jajanan modern telah bermunculan, Putu Ayu tetap mempertahankan tempat istimewanya dalam hati masyarakat.
Kue ini sering ditemukan dalam acara-acara keluarga, arisan, atau sekadar untuk menemani santai bersama keluarga dan teman-teman.
Tidak hanya di rumah, Putu Ayu juga sering dijajakan oleh pedagang kaki lima atau pasar tradisional di berbagai daerah.
Keberadaannya yang mudah ditemui menjadikan Putu Ayu tetap terjaga eksistensinya, meskipun zaman terus berkembang.
(*)
Sejarah Soto Rumput Boyolali yang Legendaris, Asal-usul Namanya Unik, Bukan karena Berbahan Rumput |
![]() |
---|
Sejarah Sate Kelinci Bisa jadi Kuliner Khas Tawangmangu Karanganyar, Inisiatif Para Peternak |
![]() |
---|
Sejarah Ibu Basuki Bakery: Roti Legendaris Klaten Sejak 1995, dari Rumahan Kini Punya Banyak Cabang |
![]() |
---|
Sejarah Kroket : dari Kudapan Bangsa Eropa, Bisa jadi Sajian Wajib Hajatan di Solo Raya |
![]() |
---|
Sejarah Bubur Lemu, Kuliner Khas Solo yang Legendaris, Makanan Penting di Era Kasunanan Surakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.