Wanita Asal Wonogiri Ditemukan Tewas
Berkaca Kecelakaan Kereta di Sukoharjo, Masyarakat Diminta Tak Asal Terobos Perlintasan: Ada Sanksi
Masyarakat diimbau agar lebih waspada dan mematuhi aturan saat melintasi perlintasan sebidang.
Penulis: Putradi Pamungkas | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
Laporan Wartawan TribunSolo.Com, Putradi Pamungkas
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Masyarakat diimbau agar lebih waspada dan mematuhi aturan saat melintasi perlintasan sebidang.
Imbauan ini dikeluarkan menyusul meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di perlintasan kereta api dalam beberapa bulan terakhir.
Baca juga: Serangkaian Insiden Perlintasan Kereta Api di Sukoharjo, Pakar : Anggaran Minim, Mana Cukup?
Persoalan perlintasan kereta api menjadi perhatian seiring kemunculan insiden kecelakaan beberapa waktu belakangan.
Hingga awal April 2025, tercatat sejumlah insiden kecelakaan terjadi di perlintasan sebidang, baik yang dijaga maupun yang tidak dijaga, dengan korban jiwa terus bertambah.
Seperti di Sukoharjo, Jawa Tengah, kecelakaan maut terjadi di perlintasan rel Kelurahan Gayam, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Rabu (26/3/2025).
Kecelakaan ini mengakibatkan empat penumpang mobil tewas di lokasi.
Belum lama kejadian tersebut berlalu, insiden yang sama juga terjadi pada Sabtu (29/3/2025) pagi.
Beruntung korban hanya membutuhkan perawatan medis.
Meski faktor penyebab kecelakaan tidak selalu didasari kelalaian pengguna jalan, namun keselamatan di perlintasan sebidang juga sangat bergantung pada kesadaran pengguna jalan.
Banyak kecelakaan terjadi akibat kelalaian pengendara yang nekat menerobos palang pintu atau tidak memperhatikan sinyal peringatan, bahkan meski sarana tersebut sudah terbilang layak.
“Menerobos perlintasan saja sebenarnya sudah melanggar aturan. Masyarakat bisa kena hukuman kurungan atau bahkan denda,” ujar Dosen Prodi Perencanaan Wilayah & Kota, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Dr. Bambang Pujantiyo, B.Eng., M.Eng, saat berbincang dalam Podcast Tribun Solo, Jumat (11/4/2025).

Baca juga: Sejarah Jalur Kereta Api di Jalan Slamet Riyadi Solo yang Ikonik dan Mitos Rel Bengkong
Kementerian Perhubungan bersama Kepolisian Republik Indonesia menegaskan bahwa pelanggaran di perlintasan sebidang telah diatur secara tegas dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Berdasarkan pasal 114 UU tersebut, setiap pengemudi yang akan melintasi perlintasan sebidang wajib berhenti ketika sinyal sudah berbunyi atau palang pintu mulai ditutup.
Di dalam aturan tersebut, disebutkan bahwa setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor dan tidak mematuhi perintah yang diberikan oleh petugas atau alat pemberi isyarat lalu lintas di perlintasan sebidang, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 bulan atau denda paling banyak Rp750.000
“Itu harus disosialisasikan dengan baik. Penegakan hukum juga harus diterapkan. Sehingga masyarakat lebih mudah memahami dan sadar bahwa keselamatan itu salah satunya mereka sendiri yang juga ciptakan,” kata Bambang.
Tak hanya itu, Bambang juga menyoroti keberadaan masyarakat yang secara swadaya menjaga pintu perlintasan kereta api.
Meskipun partisipasi masyarakat tersebut dibutuhkan, namun memberikan tanggung jawab terhadap petugas dengan bekal pelatihan dirasa jauh lebih tepat.
“Mereka harus mendapatkan pelatihan dan disertifikasi. Sehingga mencegah kemungkinan kerja lalai. Kalau lalai kan potensinya kena pidana. Makanya harus punya sertifikasi,” ujar Bambang.
Di sisi lain, penyediaan manajemen keselamatan untuk perlintasan kereta api menjadi hal yang mutlak.
Bambang mengatakan, Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor PM 94 Tahun 2018 tentang Perlintasan Sebidang antara Jalur Kereta Api dengan Jalan sudah mengatur segala hal terkait sistem keamanan perkeretaapian.
Dalam aturan tersebut, disebutkan bahwa setiap perlintasan sebidang wajib dilengkapi dengan sistem pengaman, minimal berupa palang pintu, rambu, dan sinyal peringatan.
Pemerintah daerah, bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan PT KAI, memiliki tanggung jawab untuk memastikan perlintasan yang berada di wilayahnya telah memenuhi standar keselamatan.
“Makanya harus ada sinergi lebih erat dalam menjalankan manajemen keselamatan ini,” imbuhnya.
(*)
Motor Wanita Asal Wonogiri Ditemukan Tewas di Bantul Ditemukan, Dari CCTV Ada Orang Lompat ke Sungai |
![]() |
---|
Teka-teki Penyebab Ida Wanita Asal Wonogiri Ditemukan Tewas di Bantul, Motornya Terparkir Depan Ruko |
![]() |
---|
Sebelum Menghilang dan Ditemukan Meninggal, Keluarga Sebut tak Ada Masalah dengan Ida Kurniawati |
![]() |
---|
Percakapan Terakhir Ida Kurniawati dan Ibunya Sebelum Ditemukan Meninggal: Ibu Minta Dibelikan Pepes |
![]() |
---|
Firasat Keluarga Wanita Asal Wonogiri yang Ditemukan Tewas di Bantul, Sempat Kejatuhan Jam Dinding |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.