Fakta Menarik Tentang Klaten
Asal-usul Klaten Kini Jadi Kabupaten di Jateng : Ada Kisah Kyai dan Nyai Mlati yang Terkenal
Sejarah Kabupaten Klaten tersimpan dalam berbagai catatan kuno, arsip kolonial, serta naskah-naskah Jawa.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, merupakan sebuah wilayah strategis di Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Klaten terletak di antara dua kota besar yaitu Solo dan Yogyakarta.
Ibukotanya, Kota Klaten, berada di jalur utama yang menghubungkan kedua kota tersebut, menjadikannya titik penting dalam mobilitas dan ekonomi wilayah.
Baca juga: Asal-usul Sukoharjo yang Kini Jadi Kabupaten di Jateng, Dulu Masuk Kekuasaan Kasunanan Surakarta
Secara geografis, Kabupaten Klaten memiliki dua karakter wilayah yang cukup kontras.
Di utara, daerah ini merupakan bagian dari lereng Gunung Merapi yang mencakup Kecamatan Kemalang, Karangnongko, Jatinom, dan Tulung.
Sementara itu, bagian selatan didominasi oleh perbukitan dan pegunungan kapur, yang tersebar di Kecamatan Bayat, Cawas, serta sebagian Gantiwarno.
Asal-usul Klaten
Sejarah Kabupaten Klaten tersimpan dalam berbagai catatan kuno, arsip kolonial, serta naskah-naskah Jawa yang menjadi sumber utama penelusuran asal-usul wilayah ini.
Beberapa di antaranya meliputi Serat Perjanjian Dalem Nata, Serat Ebuk Anyar, Serat Siti Dusun, Serat Angger Gunung, dan Serat Angger Sedasa.
Catatan kolonial seperti Soerakarta Brieven van Buiten Posten, Rijksblad Soerakarta, serta Staatblad van Nederlandsche Indie juga turut merekam perkembangan Klaten pada masa Hindia Belanda.
Baca juga: Asal-usul Telaga Rowo di Sumberejo Wonogiri, Mitosnya Dibangun oleh Werkudoro
Selain itu, Klaten juga tercatat dalam sejumlah babad terkenal seperti Babad Giyanti, Babad Bedhahipun Karaton Negari Ngayogyakarta, hingga Babad Tanah Jawi.
Dari catatan-catatan tersebut, sejarah Klaten tidak hanya tertulis secara administratif, namun juga kental dengan narasi budaya dan peristiwa penting yang melibatkan tokoh-tokoh kerajaan.

Kisah Kyai dan Nyai Mlati yang Terkenal
Salah satu cerita rakyat yang cukup dikenal sebagai asal muasal nama Klaten adalah kisah Kyai dan Nyai Mlati.
Keduanya merupakan abdi dalem Keraton Mataram yang tinggal di sebuah kampung bernama Sekalekan.
Tugas mereka adalah mengumpulkan bunga melati dan buah joho untuk digunakan dalam upacara keraton, khususnya untuk menghitamkan gigi para putri raja.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Kyai dan Nyai Mlati mengelola sawah milik Raden Ayu Mangunkusuma, istri dari Raden Tumenggung Mangunkusuma, Bupati Polisi Klaten pada masa itu.
Baca juga: Asal-usul Nama Setabelan yang Kini Jadi Kelurahan di Solo, Dulu Pusat Aktivitas Militer Artileri
Meskipun kisah ini dianggap sebagai bagian penting dari sejarah lokal, namun akhir riwayat dan silsilah Kyai-Nyai Mlati masih menjadi misteri.
Tidak ditemukan catatan pasti mengenai keberadaan mereka, dan tidak ada warga yang mengaku sebagai keturunannya.
Hal ini menjadikan cerita mereka sebagai bahan diskusi sejarah yang terus berkembang hingga kini.
Bukti Fisik Sejarah: Candi dan Petilasan
Warisan sejarah Klaten juga tampak nyata melalui peninggalan arkeologis seperti candi-candi Hindu dan Buddha, serta barang-barang kuno yang tersebar di berbagai wilayah.
Nama-nama desa kuno seperti Pulowatu, Gumulan, Wedihati, dan Mirah-mirah menunjukkan eksistensi peradaban lama yang pernah berkembang di wilayah ini.
Salah satu petilasan penting adalah Ngupit, yang disebutkan dalam prasasti sebagai lokasi dengan pertanda tanggal 8 November 66 Maeshi oleh Raden Rakai Kayuwangi.
Baca juga: Asal-usul Mangkubumen, Kini Jadi Kelurahan di Solo, Tempat Tinggal KGPH Mangkubumi Usai Diasingkan
Ini menjadi salah satu bukti kuat akan panjangnya sejarah peradaban yang pernah berdiri di Klaten.
Salah satu monumen penting dalam sejarah Klaten adalah Benteng Engelenburg atau yang dikenal sebagai Benteng Loji Klaten.
Dibangun pada masa pemerintahan Sunan Paku Buwana IV, peletakan batu pertamanya dilakukan pada Sabtu Kliwon, 12 Rabiul Akhir 1731 atau bertepatan dengan 28 Juli 1804.
Benteng ini menjadi simbol kekuatan militer dan kekuasaan kolonial pada masa itu.
Pentingnya momen tersebut membuat Pemerintah Kabupaten Klaten melalui Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 menetapkan 28 Juli 1804 sebagai Hari Jadi Kabupaten Klaten, yang diperingati setiap tahun sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah daerah.
(*)
Asal-usul Candi Sojiwan di Klaten, Jejak Kejayaan Masa Pemerintahan Mataram Kuno |
![]() |
---|
Asal-usul Umbul Nilo Klaten, Sudah Dimanfaatkan Sejak Zaman Kolonial Belanda |
![]() |
---|
Asal-usul Nama Desa Jaten di Juwiring Klaten : Mitos Pohon Jati Raksasa dan Jejak Kerajaan Majapahit |
![]() |
---|
Asal-usul Kecamatan Karangnongko Klaten, Masih Ada Jejak Mataram Kuno di Tengah Sawah |
![]() |
---|
Kisah Pembentukan Pasoepati - Pasukan Soeporter Pelita Sejati: Berawal dari Kerusuhan 1988 di Solo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.