Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemancing Meninggal di Wonogiri

Asal-usul Telaga Rowo di Sumberejo Wonogiri, Mitosnya Dibangun oleh Werkudoro

Terlepas dari musibah yang menimpa Katmin, Telogo Rowo memiliki sejarah panjang berkaitan dengan tokoh pewayangan.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Seorang pemancing tenggelam di Telogo Rowo Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno, Wonogiri, Jawa Tengah.

Kejadian pemancing tenggelam ini pada Senin (14/4/2025) pagi.

Diketahui, korban bernama Katmin (58) warga desa setempat.

Baca juga: Asal-usul Nama Setabelan yang Kini Jadi Kelurahan di Solo, Dulu Pusat Aktivitas Militer Artileri

Terlepas dari musibah yang menimpa Katmin, Telogo Rowo memiliki sejarah panjang berkaitan dengan tokoh pewayangan.

Asal-usul Telogo Rowo

Terletak di Dusun Rowo, Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Telaga Rowo bukan hanya destinasi wisata alam, namun juga menyimpan kisah legenda yang jarang diketahui masyarakat luas.

Mitosnya, telaga ini diciptakan oleh Bima atau Werkudoro, salah satu tokoh pewayangan Pandawa Lima, dalam waktu semalam saja.

Menurut cerita turun-temurun yang dikutip TribunSolo.com dari berbagai sumber, kisah bermula ketika Bima menerima nasihat dari eyangnya tentang pentingnya ilmu, bakat, dan keterampilan.

Baca juga: Asal-usul Waduk Mulur Sukoharjo, Dibangun pada 1926, Ada Dua Kisah Legendaris Terkait Namanya

Bima lantas mendapat perintah untuk turun gunung, membawa senjata dan membantu siapa saja yang membutuhkan.

Dalam perjalanannya, Bima tiba di suatu tempat yang gersang, tanpa sumber air, hanya tanah dengan celah-celah.

Lotisan Legendaris Mbah Sumi di Telaga Rowo Batuwarno, Wonogiri
WISATA WONOGIRI - Lotisan Legendaris Mbah Sumi di Telaga Rowo Batuwarno, Wonogiri (TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti)

Melihat kondisi tersebut, hati Bima pun trenyuh.

Ia lalu bertekad untuk menciptakan “anak lautan”—sebuah rawa—yang bisa menjadi sumber air bagi masyarakat sekitar.

Bima berdoa dan mulai mengeruk tanah.

Tanah hasil kerukan itu ia sisihkan ke arah barat, hingga kemudian membentuk Gunung Krantil.

Baca juga: Asal-usul Coyudan hingga Jadi Pusat Toko Emas Legendaris di Solo, Nama Diambil dari Prajurit Keraton

Sisa tanah yang menempel di kaki dan kukunya dilemparkan ke arah timur dan selatan, membentuk bukit-bukit lain.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved