Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Warga Wonogiri Tolak Proyek Pabrik Semen

Ngadu ke DPRD, Warga Pracimantoro Wonogiri Tolak Rencana Pembangunan Pabrik Semen

Sejumlah warga Kecamatan Pracimantoro menolak rencana pembangunan pabrik semen di wilayah Pracimantoro.

TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti
TOLAK PEMBANGUNAN : Audiensi penolakan rencana pabrik semen di Kecamatan Pracimantoro, Senin (14/4/2025). Mereka yang tergabung dalam Paguyuban Tali Jiwo itu mendatangi DPRD Wonogiri untuk menyampaikan keluh kesah mereka terhadap rencana pembangunan pabrik itu. 

Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Sejumlah warga Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri menolak rencana pembangunan pabrik semen di wilayah Pracimantoro.

Mereka yang tergabung dalam Paguyuban Tali Jiwo itu mendatangi DPRD Wonogiri untuk menyampaikan keluh kesah mereka terhadap rencana pembangunan pabrik itu, Senin (14/4/2025).

Dalam rapat dengar pendapat itu, seluruh unsur pimpinan DPRD Wonogiri hadir. Sementara itu, ada sekitar 150 warga dari sejumlah desa di Kecamatan Pracimantoro yang hadir dalam forum itu.

Penolakan itu bukan tanpa alasan, mereka yang sebagian besar petani itu mengaku khawatir keberadaan pabrik semen merenggut mata pencaharian mereka sebagai petani.

Juru bicara Tali Jiwo, Suryono, mengatakan wacana pembangunan pabrik semen itu sudah membawa dampak sosial. Menurut dia, ada sejumlah warga yang pro dan kontra.

"Kerukunan sudah tidak seperti dulu. Terbagi jadi dua walaupun porsinya kecil, itu sudah terjadi," katanya.

Audiensi penolakan rencana pabrik semen di Kecamatan Pracimantoro
TOLAK PEMBANGUNAN : Audiensi penolakan rencana pabrik semen di Kecamatan Pracimantoro, Senin (14/4/2025). Mereka yang tergabung dalam Paguyuban Tali Jiwo itu mendatangi DPRD Wonogiri untuk menyampaikan keluh kesah mereka terhadap rencana pembangunan pabrik itu.

Selain itu, warga khawatir pabrik semen itu merusak lingkungan, sebab tak sedikit lahan pertanian produktif milik warga yang masuk dalam rencana pembangunan pabrik semen.

Menurutnya warga merasa bahwa tidak ada sosialisasi terkait rencana pendirian pabrik dan tambang semen sebelumnya. Namun saat ini izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sudah keluar.

"Ditilik dari kapasitas produksinya per tahun, dampaknya bisa sangat merusak lingkungan. Anehnya, sampai sebesar itu kok tidak ada sosialisasi sama sekali," ujarnya.

Menurut dia, sosialisasi baru dilakukan sebelum bulan ramadhan tahun ini. Namun sosialisasinya membahas terkait pembebasan lahan.

Ia menilai hal itu merupakan kejanggalan, warga tak diberi sosialisasi mengenai dampak positif dan negatif adanya pabrik semen namun sudah ada pembahasan pembebasan lahan.

Dalam sosialisasi yang digelar di balai desa, menurutnya 90 persen warga pemilik lahan enggan menjual tanahnya karena enggan kehilangan lahan pertanian yang digarap.

Menurut dia, lahan milik warga itu merupakan produktif. Warga biasa menanam padi, ketela, jagung dan palawija sesuai dengan masa tanam.

"Warga tahu dampaknya dari aktivis lingkungan. Dari pabrik belum ada edukasi. Soal AMDAL, kita warga sekitar tidak tahu proses pembuatannya. Sosialisasi juga tidak. Tapi ujug-ujug jadi," paparnya.

Baca juga: Penelusuran Dinsos Soal Viral di Wonogiri Anak Cari Keberadaan Ibunya, Terakhir Terlihat 2022 Silam

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved