Klaten Bersinar
Selamat Datang diĀ KlatenĀ Bersinar

Guru Gunting Seragam Siswa di Sragen

Setelah Seragamnya Dipotong, Siswa SMP di Sragen Sudah Lebih Taat Aturan

Siswa yang seragamnya dipotong guru dan viral kini disebut makin taat aturan. Dia mau memakai seragam di sekolah barunya.

|

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Ada pelajaran yang akhirnya diterima Iksan, seorang siswa kelas IX di SMP PGRI 5 Sukodono, Sragen yang seragamnya dipotong oleh gurunya sendiri.

Dimana, Iksan kini sudah lebih mau untuk mentaati aturan sekolah.

Guru yang memotong seragam Iksan, yang juga guru kesiswaan di SMP PGRI 5 Sukodono, Anggrek Anggarayani mengatakan Iksan yang biasanya suka bolos sekolah, kini tidak lagi.

Bahkan, nilai Iksan dari hasil ujian pun, menurut Anggrek terbilang bagus.

"Kalau Dik Iksan Sendiri masih sering telat saja, karena kami memaklumi, jarak rumahnya kan jauh, jadi tetap kita terima, dan hanya diperingati saja, besok jangan telat lagi," kata Anggrek, Selasa (22/5/2025).

"Ini malah sudah selesai ujian, dan sudah penilaian, alhamdulillah nilainya untuk Iksan sendiri bagus, nilainya tidak kalah dengan temannya yang rajin, kalau pelajaran bagus, tapi ya itu tadi nakal," sambungnya.

Baca juga: Fakta Baru: Siswa yang Viral karena Seragamnya Digunting Guru di Sragen Ternyata Siswa Pindahan

Sebelumnya, Anggrek menjelaskan bahwa ia sengaja mengunggah video pemotongan seragam itu ke media sosial, dengan harapan bisa memberikan pelajaran kepada siswa-siswa yang lain.

Dan hal itu, menurutnya sudah membawa dampak, tidak hanya bagi Iksan saja, melainkan juga bagi siswa yang lain.

"Kalau perilaku anak-anak secara global ada banget, perubahannya lebih baik, lebih taat aturan, terutama seragam, dan anak-anak lebih takut jika bolos," pungkasnya.

Kepala SMP PGRI 5 Sukodono, Sutardi menegaskan bahwa memang tidak ada unsur kesengajaan dari pemotongan seragam siswa tersebut.

"Tidak ada unsur kesengajaan, setelah kami klarifikasi, murni permintaan ibunya, nggak ada unsur kesengajaan," kata dia.

"Untuk seragam, anak ini kan dari sekolah pindahan, jadi seragamnya berbeda, sudah beberapa kali diperingatkan, na laporan guru BK juga, kemudian dilapori orang tua, diminta Bu Anggrek untuk motong, biar tidak dipakai lagi, biar tidak lagi," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved