Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Penipuan Koperasi BLN

Mengapa BLN Bikin Orang Tertarik Bergabung? Iming-iming 2 Tahun Uang Nasabah Kembali 200 Persen

Total kerugian yang dialami korban bahkan ditaksir mencapai miliaran rupiah. Lantas, apa yang membuat banyak orang memutuskan mengikuti program itu?

|
Penulis: Tribun Network | Editor: Putradi Pamungkas
Tribun Solo / Tri Widodo
DATANGI POLRES BOYOLALI. Nasabah Koperasi BLN saat mendatangi Polres Boyolali, Rabu (14/5/2025). Kedatangan mereka untuk mengadukan dugaan penipuan yang dilakukan koperasi BLN. (Tribun Solo / Tri Widodo) 

Sampai hari ini, ia mengaku masih rugi sekitar Rp75 juta.

“Saya rugi bukan hanya uang. Tapi juga kepercayaan diri. Karena saya ikut ajak teman dan saudara, dan sekarang malah merasa bersalah,” tambahnya lirih.

40000 Rekening dan Ratusan Miliar Dana Terkumpul

Menurut informasi yang dihimpun dari sejumlah korban, jumlah nasabah aktif Koperasi BLN diperkirakan mencapai 40.000 orang, dengan total dana yang berhasil dihimpun mencapai ratusan miliar rupiah.

Mayoritas korban adalah pensiunan ASN, pengusaha kecil-menengah, hingga ibu rumah tangga.

Baca juga: Lika-liku Investasi Bodong Koperasi BLN di Solo Raya : Nasabah Depresi Sampai Meninggal

Yang paling mencengangkan, ada nasabah yang mengalami kerugian hingga Rp4 miliar, bahkan ada yang harus menanggung utang hingga Rp14 miliar karena telah merekrut orang lain ke dalam skema ini.

Banyak korban yang secara tidak sadar juga menjadi "penyebar", karena dijanjikan bonus referral dan komisi dari setiap anggota baru yang berhasil diajak bergabung.

Skema Mobil Murah BLN yang Jadi Jerat Baru

Selain program investasi uang, BLN juga menjalankan sejumlah unit usaha lain yang tak kalah menggoda.

Salah satunya adalah program jual beli mobil dengan harga di bawah pasaran.

Selisih harga yang ditawarkan bisa mencapai 65 persen lebih murah dibanding dealer resmi.

“Misalnya harga mobil Rp100 juta, anggota cukup setor Rp50 juta saja ke BLN, sisanya seolah-olah dibayarkan dari return investasi mereka,” jelas Aris Carmadi.

Namun, sistem ini pun ternyata hanyalah bagian dari jerat yang lebih besar.

Banyak anggota yang sudah menyetor uang untuk pembelian mobil, namun unit kendaraan tak kunjung dikirim. 

Bahkan beberapa mobil yang sempat didapat, kini disita oleh leasing karena angsuran tak terbayar. 

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved