Viral Pendaki Nekat ke Puncak Merapi
Viral Pendaki Nekat ke Puncak Gunung Merapi saat Status Siaga, Balai TNGM Boyolali Langsung Telusuri
Viral aksi pendaki ilegal yang nekat mencapai puncak Gunung Merapi meski saat itu statusnya masih Siaga (Level III).
Penulis: Tri Widodo | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Viral aksi pendaki ilegal yang nekat mencapai puncak Gunung Merapi saat statusnya masih Siaga (Level III).
Ada dua video yang beredar di media sosial.
Dalam video pertama, tampak seorang pria merekam pendaki di kawasan Pasar Bubrah—area terakhir sebelum puncak Merapi.
Sementara dalam video kedua, kedua pendaki tampak sudah berada di puncak Merapi. Mereka merekam pemandangan kawah dan Puncak Garuda, bagian paling berbahaya dari gunung tersebut.
Baca juga: Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi, Selama 6 Jam Terjadi 5 Kali Guguran
Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) langsung bergerak atas aksi berbahaya itu.
Koordinator Polisi Kehutanan Balai TNGM, Husni Pramono, menyatakan pihaknya sedang melakukan penelusuran intensif terhadap para pelaku.
"Tim media sosial kami sedang menelusuri pendaki tersebut. Kemarin sudah didapatkan nomor (kontak), dan segera mau dipanggil untuk dimintai keterangan," tegas Husni, Senin (16/6/2025).
Menurut hasil penelusuran sementara, pendakian itu dilakukan pada Sabtu, 8 Juni 2025, sekitar pukul 15.55 WIB.
"Yang bersangkutan terekam kamera trap di jalur pendakian Selo. Saat itu dia sedang turun dari pendakian," tambahnya.
Baca juga: Melihat Klaten dari Ketinggian 1.229 mdpl, Ada View Khas Lereng Gunung Merapi di Argobelah
Husni menegaskan bahwa seluruh jalur pendakian Gunung Merapi masih ditutup untuk umum sejak status siaga ditetapkan. Artinya, aksi pendakian tersebut tergolong ilegal dan sangat berisiko.
"Ini menjadi sebuah hal yang tidak baik dan bisa menimbulkan preseden buruk," ungkapnya.
Sebagai tindak lanjut, Balai TNGM berencana memberikan sanksi tegas, seperti yang dilakukan terhadap puluhan pendaki ilegal lainnya pada Mei lalu.
"Mereka kami minta absen, mengisi media tanam di polibag, dan menjadi agen Taman Nasional Gunung Merapi untuk mensosialisasikan kondisi Merapi yang masih siaga," imbuhnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.