Kebakaran di Taraman Sragen
Asap Hitam dari Taraman Sragen : Kala Rumah Hingga 2 Kambing Terpanggang Api Buat Pemilik Pingsan
Asap hitam membumbung tinggi, mengabarkan duka dari sebuah rumah yang sehari-hari berdiri tenang di pinggir kampung.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Siang itu, langit di atas Desa Taraman, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen berubah kelabu.
Asap hitam membumbung tinggi, mengabarkan duka dari sebuah rumah yang sehari-hari berdiri tenang di pinggir kampung.
Rumah milik Painah (55), warga setempat, ludes dilalap api, Senin (21/7/2025).
Jam menunjukkan pukul 12.00 WIB ketika laporan kebakaran masuk ke Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Sragen. Tim Damkar segera meluncur ke lokasi.
Baca juga: Satu Kelalaian Timbulkan Api yang Tak Padam Sempurna, Rumah Jerami Harjo di Sragen Kini Tinggal Abu
Namun perjalanan tak semudah biasanya—jalanan menuju rumah korban dipadati sepeda motor warga yang ingin melihat dari dekat kobaran api.
"Proses pemadaman membutuhkan waktu hampir 2 jam, dan proses pemadaman selesai pada pukul 13.47 WIB," jelas Tommy Isharyanto, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Satpol PP Sragen, kepada TribunSolo.com.
Bukan hanya bangunan rumah berukuran 8 x 12 meter itu yang tak tersisa.
Api juga melahap seluruh isi rumah: surat-surat berharga, perabotan, sepeda, perhiasan, bahkan 20 karung gabah hasil panen yang disimpan untuk hari esok.
Lebih memilukan lagi, dua ekor kambing yang dikandangkan di belakang rumah ditemukan tak bernyawa, mati terpanggang api.

“Dua ekor kambing juga mati terbakar,” ujar Tommy singkat, menggambarkan betapa kerugian materi tak sedikit.
Penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan. Namun yang jelas, api telah merenggut lebih dari sekadar harta benda.
Pingsan di Tengah Kepanikan
Dari sisi lain, derita tak hanya terlihat dalam abu yang menghitam. Di tengah kepulan asap dan hiruk-pikuk warga, Painah sang pemilik rumah, dilaporkan sempat pingsan karena syok. Ia dan satu anggota keluarganya mengalami trauma berat akibat kejadian tersebut.
"Rumah tersebut dihuni 4 orang, di mana pemilik rumah, Painah dalam kondisi sadar dan mengalami syok, dan sempat pingsan. Seorang anggota keluarga lainnya juga mengalami syok," ujar Nengah Adnyana Oka Manuaba, Sekretaris PSC 119 Sukowati, yang hadir memberi pertolongan.
"Dua anggota lainnya tidak mengalami luka," tambahnya.
Kini, rumah itu hanya menyisakan puing-puing yang hangus, dan kenangan tentang apa yang pernah ada. Namun dari tengah reruntuhan, para tetangga datang membawa empati. Duka milik Painah, kini menjadi duka satu kampung.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.