Top Rank Solo Raya
7 Kabupaten/Kota di Solo Raya dengan Konsumsi Kopi Instan Terbanyak, Warga Solo Paling Doyan Ngopi
Tren meminum kopi, baik instan maupun bukan, saat ini sudah menjamur di semua kabupaten atau kota di Solo Raya.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kopi adalah salah satu minuman favorit bagi warga Solo Raya atau eks Keresidenan Surakarta, Jawa Tengah.
Tren meminum kopi, baik instan maupun bukan, saat ini sudah menjamur di semua kabupaten atau kota di Solo Raya.
Namun tahukah Tribuners, urutan kabupaten/kota di Solo Raya mana saja yang paling banyak mengeluarkan uang untuk konsumsi kopi, kopi susu, teh, coklat, dan lain-lain.
Baca juga: BPS Anggap Biaya Hidup di Solo Disebut Cukup Rp1,7 Juta, Serikat Pekerja Tak Sepakat, Ini Alasannya
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi kopi terbanyak di Solo Raya adalah Kota Surakarta.
Pengeluaran rata-rata per kapita untuk konsumsi kopi, kopi susu, susu coklat, dan lain-lain di Kota Surakarta adalah Rp7.273 per kapita per minggu.
Pengeluaran rata-rata per kapita merupakan biaya konsumsi yang dikeluarkan oleh seluruh anggota rumah tangga selama sebulan, baik yang bersumber dari pembelian, pemberian, maupun hasil produksi sendiri.
Jumlah total konsumsi ini kemudian dibagi dengan jumlah anggota dalam rumah tangga tersebut, sehingga diperoleh nilai konsumsi per individu (per kapita).
Baca juga: Data BPS soal Pengeluaran Warga Solo Rp1,7 Juta/Bulan Dikritik, Tak Relevan bagi Buruh Berkeluarga
Dalam metode yang digunakan BPS, konsumsi rumah tangga dikategorikan menjadi dua jenis:
- Konsumsi makanan, yang mencakup semua bahan makanan dan minuman yang dikonsumsi keluarga, termasuk makanan jadi.
- Konsumsi bukan makanan, yang mencakup biaya untuk kebutuhan seperti perumahan, pendidikan, transportasi, pakaian, kesehatan, dan lainnya.
Yang perlu dicatat, konsumsi ini tidak memperhatikan asal barang, baik dibeli, diberi, atau hasil produksi sendiri, dan hanya terbatas pada kebutuhan rumah tangga, tidak termasuk untuk usaha atau yang diberikan ke pihak lain.
Angka pengeluaran rata-rata per kapita sangat penting karena menjadi indikator makro ekonomi untuk menilai daya beli masyarakat, kesejahteraan, dan pola konsumsi.
Data ini juga digunakan untuk menghitung garis kemiskinan, menentukan kebijakan sosial, hingga mengevaluasi dampak inflasi terhadap rumah tangga.

Berikut ini adalah 7 kabupaten/kota dengan pengeluaran per kapita tertinggi untuk membeli minuman jadi (kopi, kopi susu, teh, susu coklat, dll) di Solo Raya:
- Kota Surakarta : Rp7.273
- Kabupaten Sukoharjo : Rp5.121
- Kabupaten Karanganyar : Rp4.424
- Kabupaten Boyolali : Rp4.359
- Kabupaten Sragen : Rp4.315
- Kabupaten Klaten : Rp4.289
- Kabupaten Wonogiri : Rp3.756
Apa Itu Kopi Instan?
Kopi instan atau kopi sachet telah menjadi minuman harian yang digemari masyarakat dari berbagai kalangan.
Alasannya sederhana: praktis, murah, dan cepat disajikan.
Cukup tuangkan bubuk kopi ke dalam cangkir, tambahkan air panas, dan secangkir kopi pun siap menemani pagi.
Baca juga: Karanganyar Menuju Satu Data Indonesia, Diskominfo dan BPS Gelar Rakor Publikasi Daerah Dalam Angka
Namun, di balik kepraktisannya, konsumsi kopi instan secara rutin ternyata dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan jika tidak dikendalikan.
Efek Negatif Sering Minum Kopi Instan
1. Potensi Kecanduan Kafein
Meski kopi instan mengandung kafein lebih sedikit dibanding kopi seduh biasa, kemudahannya membuat banyak orang justru mengonsumsinya dalam jumlah lebih banyak.
Menurut International Food Information Council Foundation, secangkir kopi instan mengandung sekitar 60–85 miligram kafein, sementara kopi biasa bisa mencapai 165 miligram per cangkir.
Jika tidak disadari, konsumsi berlebih dapat menyebabkan gangguan tidur, sakit perut, dan ketergantungan kafein, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap zat tersebut.
2. Mengandung Senyawa Pemicu Kanker
Kopi instan diketahui mengandung akrilamida, zat kimia yang terbentuk saat biji kopi dipanggang.
Kandungan akrilamida dalam kopi instan dua kali lebih banyak dibandingkan kopi biasa.
Meski penelitian oleh European Food Safety Authority (2015) menyebut kadar tersebut masih tergolong aman, akrilamida tetap dikategorikan sebagai senyawa karsinogenik yang berpotensi meningkatkan risiko kanker dan berdampak negatif terhadap sistem saraf bila dikonsumsi dalam jumlah besar.
3. Meningkatkan Tekanan Darah dan Frekuensi Buang Air Kecil
Ahli gizi dari IPB, Ali Khomsan, menjelaskan bahwa kafein dalam kopi memiliki sifat diuretik, yang merangsang tubuh untuk membuang lebih banyak cairan melalui urin. Hal ini menjelaskan mengapa minum kopi bisa membuat seseorang lebih sering buang air kecil.
Selain itu, kopi, termasuk kopi instan, juga dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah secara sementara, meskipun biasanya akan kembali normal setelah beberapa waktu.
4. Berpotensi Menambah Berat Badan
Kopi sachet umumnya tidak hanya mengandung kopi, tetapi juga campuran gula, lemak, dan bahan kimia tambahan.
Menurut Jinan Banna, profesor nutrisi dari University of Hawai'i, kandungan kalori tersembunyi dalam kopi instan dapat berkontribusi pada penambahan berat badan jika dikonsumsi berlebihan.
Konsumsi gula berlebih juga dapat menyebabkan lonjakan dan penurunan gula darah yang cepat, yang pada akhirnya mendorong keinginan untuk kembali mengonsumsi kopi manis.
5. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Selain gula, beberapa produk kopi instan mengandung minyak nabati seperti minyak kelapa sawit, yang kaya akan lemak jenuh.
Menurut Banna, konsumsi lemak jenuh secara rutin, meski dalam jumlah kecil, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Jika seseorang minum kopi instan sebanyak beberapa cangkir dalam sehari, akumulasi lemak jenuh tersebut dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan jantung dalam jangka panjang.
Tips Aman Ngopi Instan
1. Perhatikan Jenis Biji Kopi
Jenis biji kopi adalah faktor utama yang menentukan cita rasa kopi instan.
Umumnya, kopi instan terbuat dari dua jenis biji kopi utama: Arabika dan Robusta.
- Arabika memiliki rasa lebih halus, asam yang seimbang, dan aroma yang kuat.
- Robusta cenderung lebih pahit dan memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi.
Jika Anda menyukai rasa kopi yang lebih lembut dan aromatik, pilih kopi berbasis Arabika.
Namun, jika lebih menyukai rasa yang kuat dan berani, Robusta atau campuran Arabika-Robusta bisa menjadi pilihan tepat.
2. Cek Proses Pengolahan Kopi
Kualitas rasa kopi instan juga ditentukan oleh proses pengolahannya.
Dua metode umum yang digunakan adalah:
- Spray drying (pengeringan semprot): lebih murah dan cepat, tapi bisa mengurangi kualitas rasa.
- Freeze drying (pengeringan beku): mempertahankan lebih banyak aroma dan rasa alami biji kopi.
Kopi instan yang diolah dengan metode freeze drying umumnya memiliki kualitas lebih baik dan rasa yang lebih kaya, meskipun harganya cenderung lebih mahal.
3. Pilih Merek yang Terpercaya
Merek yang sudah dikenal luas biasanya memiliki standar kontrol kualitas yang ketat dan konsisten. Mereka juga sering menawarkan berbagai varian rasa yang bisa disesuaikan dengan selera, mulai dari rasa ringan hingga kopi yang lebih kuat.
Memilih merek terpercaya juga mengurangi risiko mendapatkan produk kopi dengan rasa hambar atau kualitas rendah.
4. Perhatikan Kandungan Gula dan Bahan Tambahan
Banyak kopi instan sachet mengandung gula, krimer, dan bahan tambahan kimia seperti pengawet atau perisa buatan.
Jika Anda peduli dengan kesehatan, periksa label komposisi produk dan pilih yang bebas dari bahan tambahan berbahaya.
Untuk rasa kopi yang lebih murni dan sehat, pilih varian tanpa tambahan gula atau pemanis buatan.
5. Sesuaikan dengan Kebutuhan dan Gaya Hidup
Preferensi setiap orang terhadap kopi berbeda-beda.
Beberapa suka kopi yang kuat dan pekat, sementara yang lain lebih menyukai kopi ringan atau bahkan tanpa kafein (decaf).
Selain itu, pertimbangkan bentuk kemasan:
- Sachet cocok untuk mobilitas tinggi, praktis untuk dibawa ke kantor atau saat bepergian.
- Kemasan besar lebih hemat dan cocok untuk konsumsi rutin di rumah.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.