Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Penumpang KA Sancaka Kena Lemparan Batu

Kaca KA Sancaka yang Dilempar Batu hingga Pecah di Klaten, Ternyata Tipis Demi Keselamatan Penumpang

Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih, menegaskan seluruh kaca kereta api sudah memenuhi standar.

Istimewa/ instagram @widya_anggraini_awaw
DILEMPAR BATU. Penumpang kereta api Sancaka relasi Yogyakarta-Surabaya dilempar batu. Kejadian ini terjadi di Klaten. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Insiden pecahnya kaca KA 88F Sancaka relasi Yogyakarta–Surabaya Gubeng akibat lemparan batu oleh orang tak dikenal di Klaten pada 8 Juli 2025 lalu sempat menimbulkan dugaan bahwa material kaca rentan pecah.

Namun, fakta yang diungkap PT Kereta Api Indonesia (KAI) justru berbeda: kaca tersebut memang sengaja dibuat lebih tipis karena merupakan kaca darurat.

Baca juga: Pelempar Batu KA Sancaka di Klaten Masih Misterius, Korban Luka Dirujuk hingga RS Mata Surabaya

Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih, menegaskan seluruh kaca kereta api sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar keselamatan.

Namun, kaca darurat memiliki ketebalan berbeda dari kaca tetap (fixed window).

“Semua kaca kereta itu sudah sesuai dengan standar SNI. Sudah sesuai dengan standar safety. Jadi memang kebetulan kaca jendela yang diduduki penumpang tersebut berada di kaca darurat. Yang memang secara standar SOP, kaca darurat itu didesain memang lebih tipis sedikit dibanding kaca fix yang lain. Karena namanya kaca untuk darurat,” ujar Feni, dalam podcast bersama TribunSolo.com, Selasa (12/8/2025).

Menurut Feni, kaca darurat didesain agar mudah dipecahkan dengan alat bantu jika terjadi keadaan darurat, sehingga penumpang dapat keluar dengan cepat.

“Kaca itulah yang dituju. Jadi kenapa secara standar pun dia dibikin lebih tipis dibanding kaca yang lainnya ya karena untuk kondisi darurat dia harus bisa dipecahkan oleh penumpang. Jadi memang semua kaca itu sudah sesuai dengan standar SNI. Jadi gosip-gosip yang ada (bahwa kacanya rentan pecah) itu tidak benar,” tegasnya.

Baca juga: Pria Sragen Tewas saat Buat Konten di Rel Kereta Api di Karanganyar, KAI Ingatkan Lagi soal Aturan

Strategi KAI Cegah Insiden Lemparan Batu

Meski insiden ini disebabkan lemparan orang tak dikenal, KAI memastikan upaya pencegahan terus dilakukan.

Edukasi dan sosialisasi gencar dilakukan kepada masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar jalur rel.

“Kita gencar sosialisasi baik secara langsung ke warga, karena warga-warga itu sangat gemar nongkrong seperti itu. Jadi, masyarakat itu sering kita lakukan sosialisasi, kita berikan wawasan bahwa aktivitas di sekitar jalur itu tidak boleh sebenarnya secara undang-undang,” jelas Feni.

Tak hanya warga, KAI juga menyasar sekolah-sekolah untuk mengedukasi anak-anak agar tidak bermain atau membuat konten di jalur rel kereta api.

“Ada yang main layangan ataupun sekarang sudah mulai bikin konten-konten juga. Karena sekarang pun sudah pasti banyak yang suka bikin konten live IG, live TikTok atau live Facebook. Nah kita datangi sekolah, kita memberikan juga wawasan pemahaman misalkan mereka bikin konten, sebenarnya bikin konten itu tidak dilarang tapi harus tetap safety. Misalkan jangan terlalu mendekat dengan jalur kereta api. Dan tidak di area kereta api sebenarnya. Kalau mau bikin konten ya dari luar pagar dan jangan di sekitar jalur kereta api karena itu kawasan yang sangat riskan,” pungkasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved