Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Ada Yoni di Polres Sragen : Diperkirakan Peninggalan Era Mataram Kuno

Yoni berukuran besar ditemukan di Sragen. Saat ini benda bersejarah tersebut sudah diamankan.

TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
BERSEJARAH. Yoni yang berada di Mapolres Sragen, Yoni tua yang menjadi salah satu Yoni terbesar yang ditemukan di Kabupaten Sragen, Jumat (15/8/2025). 

"Itu di belakang Polsek ada situs kecil, ada beberapa temuan batuan arkeologi Cagar Budaya, situs apa tidak diketahui, karena sudah lama, dan beberapa temuan pendukung tidak ditemukan, memang cerita orang sana, dulu memang ada beberapa batuan lainnya, cuma itu apakah bekas candi, atau memang peninggalan tempat pemujaan, tidak ada yang mengetahui secara pasti," jelasnya.

Tentang Yoni

Sebagai tambahan informasi, pada keterangan di dekat Yoni Polres Sragen, disebutkan bahwa Yoni adalah simbol dari Dewi Parwati yang merupakan Dewi Parwati yang merupakan Dewi Kesuburan dan sebagai istri dari Dewa Siwa. 

Dimana, Yoni tersebut merupakan sisa-sisa kebudayaan masyarakat Hindu di wilayah tersebut. 

Yoni sebagai lambang kesuburan dari perwujudan Siva dan Durga dihubungkan dengan pemujaan terhadap Dewi lbu. 

Dewa-dewa dalam agama Hindu, khususnya dewa-dewa tertinggi yang digambarkan memiliki kekuatan untuk melakukan tugas yang seharusnya. 

Kekuatan ini disebut sakti dan seringkali diwujudkan sebagai dewi pasangan dewa-dewa tersebut. 

Dalam aliran Waisnava, sakti Wisnu diwujudkan sebagai Laksmi, sedangkan dalam aliran Saiwa, Sakti Siwa disebut Dewi. 

Menurut beberapa Kitab Purana, Sakti Siwa atau Dewi memiliki dua aspek santa atau saumnya (tenang) dan aspek kroda atau raudra (dahsyat).

Kultus Dewi lbu menjadi bagian penting pada kebudayaan agraris sekitar 5000-4000 tahun SM, dimana hal ini muncul dari ketakjuban dan ketidakpahaman akan proses-proses alam, seperti kelahiran. 

Pada masa ini masyarakat menganggap Dewi lbu sebagai personifikasi tanah yang melahirkan tanaman yang diperlukan manusia. 

Kemudian dibuatlah patung-patung wanita dalam sikap jongkok dalam ukuran kecil yang terbuat dari tanah liat dan batu kapur.

Pada masa ini Dewi lbu dipuja bersamaan pasangan laki-lakinya, karena pada prinsipnya dalam proses kelahiran hal tersebut tidak dapat diabaikan.

Penjelasan Dewata

Dewata/dewa di dalam Weda digunakan untuk menyebut Tuhan Yang Maha Esa, kata ini memiliki arti cahaya, berkilauan, dan sinar gemerlapan yang semuanya itu ditujukan kepada manifestasi-Nya. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved