Oposisi Kritik Pertemuan IMF yang Telan Rp 800 M di Tengah Gempa, Tsamara Amany: Mau Dipolitisasi?

Penulis: Hanang Yuwono
Editor: Hanang Yuwono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politikus PSI, Tsamara Amany Alatas.

TRIBUNSOLO.COM -- Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief, melemparkan kritiknya terkait pertemuan tahunan International Monetery Fund (IMF) yang bakal diselenggarakan di Bali.

Menurut Andi, pertemuan tahunan IMF ini merupakan sebuah pemborosan

Lebih lanjut, ia menyebut jika di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah tak pernah menghamburkan uang negara begitu banyaknya demi sebuah acara.

"Pak SBY dan kabinet di tahun 2014 tentu tidak berharap pertemuan IMF jadi pesta-pesta yang memakan uang sebesar sekarang. Event internasional yang setara jaman SBY gak pernah hamburkan uang negara sebesar pertemuan IMF bali ini," tulis Andi melalui akun Twitternya, Minggu (7/10/2018).

Menurut Andi, pemerintah Indonesia memiliki wewenang untuk membatalkan acara tahunan ini.

Apalagi kata Andi, Indonesia tengah menghadapi keprihatinan warga yang dilanda bencana gempa di Donggala dan tsunami di Palu.

"Kalau Jokowi membatalkan pertemuan IMF di Bali karena alasan gempa lombok dan Palu, apakah kemudian Pak SBY marah? apakah kemudian petinggi IMF mau kasih sanksi ke RI, Bukankah kita sudah berdaulat dari IMF, mengapa takut?," tulisnya.

Kritikan Andi Arief ini melengkapai pernyataan yang sebelumnya dilontarkan pakar ekonomi Rizal Ramli.

Rizal menganggap pertemuan IMF tidak perlu menghabiskan dana hingga Rp 800 miliar.

Sebab dalam hal ini, Indonesia hanya cukup menyediakan tempat, makan, dan penjemputan sehingga secara angka semestinya tak sebesar demikian.

Menanggapi kritikan sejumlah oposisi tentang rencana Indonesia menjadi tuan rumah acara tahunan IMF ini, politikus Tsamara Amany pun berkomentar.

Melalui akun media sosial Twitter miliknya, @TsamaraDKI, ia meretweet sebuah judul berita dari media online.

Ia menuturkan, meski acara IMF digelar, tapi pemerintah tak pernah 'lepas tangan' terkait penanganan bencana di Palu.

Tsamara-pun mencurigai oposisi yang menggunakan acara IMF untuk dipolitisasi demi kepentingan Pemilu 2019.

"Jadi oposisi yang kritis boleh. Tapi masa menutup mata dengan upaya pemerintah memulihkan Palu? Masa acara IMF pun mau dipolitisasi demi kepentingan elektoral?," cuit Tsamara.

Halaman
12

Berita Terkini